Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Membunuh Lebih Banyak Orang AS Dibanding Seluruh Perang 100 Tahun Terakhir

Kompas.com - 25/06/2021, 10:33 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Wabah Covid-19 disebut membunuh lebih banyak orang AS dibandingkan korban tewas seluruh perang yang mereka jalani 100 tahun terakhir.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Joe Biden di Carolina Utara, saat membahas kesepakatan infrastruktur bipartisan.

Biden menerangkan, hingga saat ini "Negeri Uncle Sam" sudah melaporkan lebih dari 600.000 kematian karena virus corona.

Baca juga: 10 Bulan Beruntun Positif 43 Kali, Inilah Pasien Covid-19 Terlama di Dunia

"Jauh lebih banyak nyawa yang hilang dalam setahun dibanding perang besar di abad 20 maupun awal abad ke-21," kata dia.

Biden merujuk pada korban tewas saat AS terjun ke Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Vietnam, hingga Perang Irak.

Namun yang menarik, presiden ke-46 AS itu menyebutkan AS juga terlibat konflik dengan Iran, yang tentu saja memantik perhatian netizen.

Sebab dilansir New York Post Kamis (24/6/2021), Washington sama sekali tak terlibat gesekan besar dengan "Negeri Para Mullah".

"Seseorang tolong tanya Biden kapan kita perang dengan Iran. Saya mungkin melewatkannya," kata seorang warganet di Twitter.

"Apakah Joe Biden baru saja mendeklarasikan perang? Dia menjabarkan mana saja konflik yang kita ikuti," timpal netizen lain.

Baca juga: Remaja Pria Diamuk dan Akan Diusir Ibunya Gara-gara Suntik Vaksin Covid-19

Sebagai catatan, banyak juga personel AS yang tewas dalam konflik kecil. Seperti contohnya di Grenada.

Saat itu, sebanyak 19 tentara AS gugur pada invasi 1983. Kemudian 40 lainnya terbunuh dalam serangan ke Panama, 1989.

Lebih lanjut, Biden di Carolina Utara untuk mempromosikan vaksinasi Covid-19 guna mencegah penyebaran.

Badan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (CDC) mendata, ada 66 persen warga yang sudah memperoleh dosis pertama.

Sementara sebanyak 56,2 persen populasi dewasa "Negeri Uncle Sam" sudah menerima dua suntikan vaksin corona.

Baca juga: India Dikhawatirkan Alami Gelombang Ketiga Covid-19, 3 Bulan Lagi

Mantan Senator Delaware tersebut memahami jika ada beberapa etnis yang menolak untuk menerima vaksin.

Dia mencontohkan kelompok kulit hitam, yang di masa lalunya sering menjadi kelinci percobaan seperti Tuskegee.

Meski begitu, Biden tetap menyerukan supaya semua warga divaksin, memperingatkan varian Delta yang kini menghantui dunia.

Dia juga meminta persatuan publik, di mana dia menyatakan polarisasi ini begitu kentara sejak Perang Saudara.

"Teman-teman, sudahilah. Ini hanya membuang-buang waktu dan kemampuan kita yang berharga," pintanya.

Baca juga: Perjuangan Paus Fransiskus Desak Gedung Putih Bebaskan Paten Vaksin Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com