Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan: China Tutupi Pasien Nol dengan Hapus Data Covid-19

Kompas.com - 24/06/2021, 09:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber The Sun

SEATTLE, KOMPAS.com - Sebuah studi dari ilmuwan menyebut China menutup-nutupi pasien nol Covid-19 dengan menghapus data virus corona.

Studi ini juga menunjukkan, virus corona sudah menjadi bencana sebelum terdeteksi di pasar basah.

Disebutkan pula bahwa Covid-19 awal yang diselidiki oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tidak sepenuhnya mewakili jenis virus yang beredar di bulan-bulan pertama.

Baca juga: Ilmuwan Buru Wanita China Berjuluk Pasien Su, Diduga Pasien Nol Covid-19

Laporan itu dimasukkan dalam makalah penelitian, "Pemulihan data sekuensing mendalam yang dihapus menyoroti lebih banyak tentang epidemi SARS-CoV-2 Wuhan awal", oleh Jesse Bloom, profesor di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutch yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat (AS).

Kumpulan data yang berisi urutan SARS-CoV-2 dari awal epidemi Wuhan dihapus dari Arsip Baca Urutan Institut Kesehatan Nasional, menurut makalah yang keluar pada Rabu (23/6/2021), dikutip dari The Sun.

“Saya memulihkan file yang dihapus dari Google Cloud, dan merekonstruksi sebagian urutan dari 13 virus epidemi awal,” tulis Prof Boom dalam abstrak laporan tersebut.

Dia tidak menemukan alasan masuk akal untuk file hilang yang dihapus, dan penjelasan paling mungkin menurutnya, adalah China menghapusnya untuk mengaburkan keberadaan mereka.

"Sampel dari pasien rawat jalan awal di Wuhan adalah tambang emas bagi siapa pun yang ingin memahami penyebaran virus,” tulisnya.

"Tidak ada alasan ilmiah yang masuk akal untuk penghapusan: urutannya sangat sesuai dengan sampel yang dijelaskan dalam Wang et al. Oleh karena itu, tampaknya urutan itu dihapus untuk mengaburkan keberadaannya."

Baca juga: China Klaim Sudah Beri Satu Miliar Dosis Vaksin Covid-19 pada Warganya


Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com