Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Jalur Gaza Butuh Bantuan Kesehatan Lebih Banyak dan Segera

Kompas.com - 03/06/2021, 16:17 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

GAZA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (2/6/2021) mengungkapkan bahwa sekitar 200.000 orang Palestina dalam krisis kesehatan dan membutuhkan bantuan kesehatan segera.

"Lebih dari 77.000 orang mengungsi dan sekitar 30 fasilitas kesehatan rusak," kata pejabat WHO tentang dampak dari 11 hari bentrokan mematikan antara pasukan Israel dan Hamas, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (2/6/2021).

Baca juga: Sejumlah Pemuda Lakukan Aksi Protes Sembur Api di Puing-puing Gaza

WHO mengatakan pihaknya perlu "meningkatkan tanggapan untuk memberikan bantuan kesehatan bagi hampir 200.000 orang yang membutuhkan" di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, termasuk di Tepi Barat.

"Situasinya bergejolak. WHO khawatir...dan meminta akses tanpa hambatan untuk petugas dan pasokan bantuan kemanusiaan dan pembangunan ke Gaza," ujar Rik Peeperkorn dari WHO.

Peeperkorn juga menyerukan untuk semua pasien rujukan dapat keluar dari Gaza kapan pun diperlukan untuk mendapatkan perawatan lebih memadahi.

Baca juga: Menlu Israel Bahas Gencatan Senjata Permanen Gaza di Mesir

Sementara itu, kepala Komite Palang Merah Internasional (ICRC) meminta lebih dari 16 juta dollar AS (Rp 228,6 miliar) untuk membantu kebutuhan kesehatan orang-orang di Gaza.

"Takut, cemas, dan stres adalah kata-kata kunci yang saya dengar berulang kali hari ini," kepala ICRC Robert Mardini kepada Al Jazeera setelah mengunjungi wilayah Gaza yang dihancurkan oleh pemboman Israel.

"Jika eskalasi lebih pendek saja, rekonstruksi tetap membutuhkan waktu bertahun-tahun," imbuh Mardini.

Baca juga: New York Times Pajang Foto Anak Korban Konflik Gaza di Halaman Utama

Ia kemudian menyerukan untuk semua pihak kooperatif mencapai "solusi politik yang berarti untuk (mengakhiri) konflik yang sudah berlangsung lama ini" antara Palestina dan Israel.

“Sementara itu, kami benar-benar perlu meningkatkan bantuan kemanusiaan lebih besar di Jalur Gaza dalam jangka waktu pendek,” ungkapnya.

Serangan Israel 11 hari ke Gaza menghancurkan 1.800 unit tempat tinggal dan sebagian menghancurkan setidaknya 14.300 bangunan lainnya, termasuk sekitar 74 bangunan umum di daerah-daerah.

Baca juga: Kepala HAM PBB: Serangan Israel di Gaza Mungkin Termasuk Kejahatan Perang

Kehancuran itu memaksa puluhan ribu warga Palestina untuk berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola PBB.

Otoritas kesehatan Gaza mencatat ada sedikitnya 254 warga Palestina, termasuk 66 anak yang tewas dalam pertempuran 11 hari antara Israel dan Hamas.

Sedangkan otoritas Israel melaporkan setidaknya 12 orang termasuk 2 anak-anak yang tewas di Israel.

Baca juga: Usai Gencatan Senjata Israel-Hamas, Bagaimana Nasib Gaza Palestina Selanjutnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com