GAZA, KOMPAS.com - Gencatan senjata Israel dan Hamas disepakati untuk menyudahi konflik 11 hari pada pertengahan Mei.
Lalu setelah gencatan senjata Israel-Hamas ini berlaku, bagaimana nasib Gaza dan Palestina selanjutnya?
Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Prof Jamal Wiwoho mengatakan, konflik Israel Palestina ibarat film perang yang diputar ulang.
Baca juga: 4 Tantangan dalam Rekonstruksi Gaza dari Birokrasi hingga Perselisihan Hamas-Fatah
"Berulang kali konflik (terjadi) dengan pola dan isu-isu yang sama dengan korban jiwa yang amat banyak," terangnya dalam Semnas UNS 2021 virtual pada Kamis (27/5/2021).
Sementara itu Meutya Hafid Ketua Komisi I DPR dalam kesempatan yang sama menyampaikan, "Isu utama adalah kemerdekaan Palestina dan bahwa isu utama yang terjadi di sana adalah masalah penjajahan."
"Hal ini harus diselesaikan melalui perundingan yang kredibel, berdasarkan parameter yang sudah disepakati, berdasarkan two-state solution."
Usul itu menjadi landasan diplomasi internasional selama puluhan tahun yang bertujuan mengakhiri konflik Palestina Israel.
Namun kantor berita AFP melaporkan, penerapannya akan sangat sulit karena politik Israel semakin didominasi oleh partai sayap kanan yang dengan keras menentang kenegaraan Palestina.
Apalagi ditambah konflik Israel dan Palestina terbaru kali ini, akan semakin mengecilkan peluang terjadinya perundingan.
Baca juga: Iran Pamerkan Drone Gaza, Bisa Bawa 13 Bom dari Jarak 1.200 Mil
Gencatan senjata Israel dan Hamas yang ditengahi Mesir sampai sekarang masih ditegakkan.
Jamal Al Fadi profesor politik Palestina di Gaza berpendapat, kedua pihak sepertinya akan enggan memasuki babak baru konfrontasi, karena kerugian politik, ekonomi, dan moral yang mungkin ditimbulkannya.
Otoritas Gaza menyebutkan, sejak 10 Mei serangan udara dan tembakan artileri Israel menewaskan 254 warga Palestina, termasuk 66 anak dan beberapa prajurit.
Sementara itu roket dan tembakan-tembakan lain dari Gaza merenggut 12 nyawa di Israel, termasuk seorang anak, satu remaja Arab-Israel, dan satu tentara Israel, menurut petugas media.