Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Klaim Soal Varian Covid-19, Politisi Senior India Dikecam Dua Negara

Kompas.com - 20/05/2021, 19:39 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

NEW DELHI, KOMPAS.com - Pemerintah Singapura dan India mengecam seorang politisi senior oposisi India, karena menyebarkan ketakutan akan virus corona di antara negara mereka.

Protes keras dilayangkan dua negara pada Rabu (19/5/2021), dengan menyatakan bahwa komentar politisi tersebut "tidak bertanggung jawab" dan tidak berdasarkan fakta.

Baca juga: Sungai Gangga di India yang Disucikan Jadi Lahan Kuburan Dadakan

CNN mewartakan, Menteri Delhi Arvind Kejriwal diketahui membuat marah Singapura dalam sebuah unggahan di Twitter sehari sebelumnya.

Kejriwal mengatakan varian baru virus corona yang sangat berbahaya bagi anak-anak sudah menyebar di Singapura.

Dia pun mendesak larangan penerbangan dari negara kota itu, meskipun saat ini hanya ada sedikit perjalanan udara antar negara karena pandemi.

Atas unggahan itu, tanggapan keras dilayangkan Kementerian Luar Negeri Singapura.

Secara tegas dalam kecamannya pemerintah Singapura menyatakan "kecewa karena seorang tokoh politik terkemuka gagal memastikan fakta, sebelum membuat klaim seperti itu."

"Politisi harus berpegang pada fakta! Tidak ada 'varian Singapura'," tambah Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan dalam sebuah unggahan media sosial pada Rabu (19/5/2021).

Komentar Kejriwal muncul setelah Singapura memperingatkan pada Minggu (16/5/2021) bahwa varian baru, seperti yang pertama kali terdeteksi di India, memengaruhi lebih banyak anak.

Pemerintah Singapura pun memerintahkan sebagian besar sekolah ditutup untuk menahan lonjakan kasus baru baru-baru ini.

Baca juga: India Mencatat 50 Dokter Meninggal karena Covid-19 dalam Sehari

Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar juga mengecam Kejriwal, yang berasal dari partai Aam Aadmi.

Partai oposisi itu adalah yang terbesar di majelis lokal India, dan dengan keras menentang Partai Bharatiya Janata (BJP) pengusung Perdana Menteri India Narendra Modi.

"Komentar tidak bertanggung jawab dari mereka yang seharusnya tahu lebih baik dapat merusak kemitraan jangka panjang. Jadi, izinkan saya mengklarifikasi - CM Delhi (Kejriwal) tidak berbicara untuk India," kata Jaishankar dalam sebuah pernyataan di Twitter.

Dia mengatakan Singapura dan India telah menjadi mitra yang solid dalam perang melawan Covid-19.

India, kata dia, berterima kasih atas peran negara Asia Tenggara itu sebagai pusat logistik dan pemasok oksigen medis yang sangat dibutuhkan India selama gelombang kedua.

Setelah berbulan-bulan mengendalikan virus, Singapura dalam beberapa pekan terakhir melaporkan peningkatan kasus Covid-19.

Varian B.1.617, yang pertama kali terdeteksi di India, lazim ditemukan dalam banyak kasus. Temuan itu mendorong Singapura melarang pengunjung dari India pada akhir April.

Baca juga: India Catatkan Rekor Kematian Covid-19 Harian Terbanyak di Dunia, 4.529 Jiwa Meninggal

Varian tersebut kini telah menyebar ke lusinan negara, dan merupakan jenis keempat yang dinyatakan sebagai "varian yang menjadi perhatian" oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

Klasifikasi itu berarti suatu varian mungkin lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit yang lebih parah, gagal merespons pengobatan, hingga menghindari respons imun atau gagal didiagnosis dengan tes standar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com