NEW DELHI, KOMPAS.com - Institut Serum India (SII) menyatakan tidak akan mengekspor vaksin ke luar India hingga akhir tahun, pada Selasa (18/5/2021).
Serum Institute adalah pemasok terbesar di dunia untuk rencana imunisasi global Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang dikenal sebagai Covax.
Baca juga: 90.000 Dokter India dari Luar Negeri Bersedia Pulang Bantu Perangi Covid-19 di Tanah Air, tapi ...
Ekspor vaksin dari India telah terhenti sejak Maret, karena lonjakan kasus Covid-19 di India. Penundaan tersebut menyebabkan 60 negara menghentikan peluncuran vaksin.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Gavi sebagai mitra Covax, mengantisipasi India akan memulai kembali ekspor vaksin pada Juni. Penundaan itu diperkirakan akan memengaruhi 90 juta dosis.
Tetapi dengan penundaan lebih lanjut hingga akhir tahun, tidak diragukan lagi akan menghalangi Covax. Pasalnya karena upaya ini bergantung pada Serum Institute untuk dosis vaksin AstraZeneca.
"Covax tidak memiliki jalan yang masuk akal untuk mencapai target minimumnya, kecuali negara-negara kaya berbagi dosis dan teknologinya dengan segera," Zain Rizvi, seorang peneliti hukum dan kebijakan di Public Citizen, mengatakan kepada AP.
"SII telah memberikan lebih dari 200 juta dosis," kata Institut Serum Selasa dalam sebuah pernyataan yang diunggah ke akun Twitter-nya.
Perusahaan tersebut mengatakan dalam beberapa hari terakhir, telah terjadi "diskusi intensif" mengenai keputusan pemerintah India dan produsen vaksin tentang kemungkinan ekspor vaksin.
Baca juga: Ratusan Mayat Ditemukan Terkubur Seadanya di Sepanjang Tepi Sungai India
"Kami terus meningkatkan dan memprioritaskan India," kata perusahaan itu melansir Newsweek.
"Kami juga berharap dapat mulai mengirimkan ke Covax dan negara lain pada akhir tahun ini."
CEO Serum Institute Adar Poonawalla sebelumnya memeringatkan bahwa jika krisis Covid-19 India tidak mereda, "Saya takut dengan apa yang harus kami lakukan, dan apa yang akan terjadi."
Rizvi menyebut penundaan baru yang diumumkan Serum Institute sebagai "mimpi buruk" bagi akses vaksin global.
Upaya PBB untuk berbagi vaksin Covid-19 bergantung pada hampir 1 miliar dosis vaksin AstraZeneca yang dibuat oleh Serum Institute.
Program ini hanya memiliki sejumlah kecil vaksin Pfizer-BioNTech dan berhubungan dengan produsen lain termasuk Johnson & Johnson dan Moderna Inc.
Tetapi sebagian besar dosis dari produsen lainnya, juga hanya akan dikirimkan akhir tahun ini atau tahun depan.
Baca juga: India Pasang Jaring di Sungai Gangga, Tangkap Puluhan Mayat Mengambang Diduga Korban Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.