Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Mempertimbangkan Ibadah Haji Tahun Ini Tanpa Jemaah Luar Negeri Lagi

Kompas.com - 06/05/2021, 19:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

DUBAI, KOMPAS.com - Arab Saudi tengah mempertimbangkan untuk melarang jemaah haji luar negeri untuk tahun kedua berturut-turut.

Pertimbangan itu muncul karena kasus Covid-19 meningkat secara global, dan kekhawatiran akan munculnya varian baru, dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters pada Rabu (5/5/2021).

Baca juga: Dijuluki Manusia Terkotor di Dunia, Amou Haji Tak Mandi Selama 67 Tahun

Langkah tersebut akan membatasi ziarah ke Mekkah. Meski warga negara Arab Saudi dan penduduk kerajaan tersebut, masih diizinkan jika sudah divaksin, atau telah pulih dari Covid-19 setidaknya beberapa bulan sebelumnya.

“Sementara ada diskusi tentang kemungkinan larangan dilakukan, (tapi) belum ada keputusan akhir apakah akan menerapkannya,” kata mereka.

Dua sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan, otoritas Saudi awalnya sempat berencana mengizinkan sejumlah jemaah haji yang sudah divaksin dari luar negeri.

Tetapi karena adanya kebingungan tentang jenis vaksin, kemanjurannya, dan kemunculan varian baru. Hal ini mendorong para pejabat mempertimbangkan kembali kebijakannya.

Kantor media pemerintah tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Infeksi Covid-19 masih meningkat di 35 negara secara global. Setidaknya ada 153.508.000 infeksi dan 3.351.000 kematian yang dilaporkan akibat varian baru virus corona sejauh ini.

Baca juga: Arab Saudi: Hanya Jemaah yang Sudah Divaksin Covid-19 Diizinkan Umrah ke Mekkah

India memimpin dunia dalam jumlah rata-rata harian kematian baru yang dilaporkan. Terhitung satu dari setiap empat kematian yang dilaporkan di seluruh dunia setiap hari berasal dari negara Asia Selatan itu.

Kerumunan jutaan peziarah dari seluruh dunia bisa menjadi sarang penularan virus. Di masa lalu beberapa jemaah telah kembali ke negara mereka dengan penyakit pernafasan dan penyakit lainnya.

Pada Februari, pemerintah Kerajaan Saudi memberlakukan larangan masuk dari 20 negara. Aturan itu tidak berlaku untuk diplomat, warga negara Saudi, praktisi medis, dan keluarga mereka, untuk membantu mengekang penyebaran virus corona baru.

Larangan yang masih berlaku hingga saat ini, mencakup orang-orang yang datang dari Uni Emirat Arab, Jerman, Amerika Serikat, Inggris, Afrika Selatan, Perancis, Mesir, Lebanon, India, dan Pakistan.

Arab Saudi, yang mempertaruhkan reputasinya dalam menjaga situs-situs suci Islam di Mekkah dan Madinah, melarang orang asing untuk menunaikan ibadah haji tahun lalu, karena pandemi.

Itu merupakan kali pertama dalam sejarah modern kerajaan Saudi. Pada gilirannya, hanya sejumlah kecil warga Saudi dan penduduk yang masih dipebolehkan menjalankan menjalankan ibadah di sana.

Baca juga: Kasus Covid-19 Naik, Mesir Larang Perayaan Idul Fitri Secara Massal

Sebelum pandemi Covid-19, sekitar 2,5 juta jemaah biasa mengunjungi situs-situs paling suci Islam di Mekkah dan Madinah untuk haji dan umrah sepanjang tahun.

Secara keseluruhan tradisi ini menghasilkan pemasukan bagi kerajaan Arab Saudi sekitar 12 miliar dollar (Rp 171,8 triliun) dalam setahun, menurut data resmi yang dikutip Reuters.

Sebagai bagian dari rencana reformasi ekonomi yang dilakukan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Kerajaan Saudi berharap meningkatkan jumlah jemaah umrah dan haji masing-masing menjadi 15 juta dan 5 juta pada 2020.

Jumlah umrah diharap dapat digandakan lagi menjadi 30 juta pada 2030. Dengan itu Saudi bisa mendapat 50 miliar riyal (13,32 miliar dollar AS) setara Rp 190,7 triliun pendapatan dari haji saja pada 2030.

Baca juga: Kiswah: Kisah di Balik Penutup Kabah di Mekkah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com