Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Umumkan Uji Coba Rudal Baru, Ini Jenisnya

Kompas.com - 26/03/2021, 10:58 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara mengumumkan peluncuran rudal berjenis misil taktis bertipe baru, dalam komentar perdana pasca-uji coba.

Misil itu merupaakn misil balistik pertama yang Pyongyang luncurkan selama setahun terakhir, dan perdana di era Presiden AS Joe Biden.

Menurut resolusi Dewan Keamanan PBB, Korea Utara dilarang menembakkan rudal balistik. Karena itu, langkah mereka dikecam AS, Jepang, hingga Korea Selatan.

Baca juga: Korea Utara Luncurkan 2 Rudal Balistik Ke Laut Timur

"Peluncuran itu melanggar sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB, dan mengancam kawasan maupun dunia," jelas juru bicara Kementerian Luar Negeri AS.

Dalam klaim Korut, dua proyektil itu terbang sejauh 600 km di pesisir timur, mematahkan tinjauan Jepang bahwa benda itu melaju sejauh 400 km.

Menariknya seperti dilansir BBC Jumat (26/3/2021), Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tak hadir dalam uji coba tersebut.

"Pengembangan sistem senjata ini berdampak besar pada militer negara, dan mematahkan ancaman pihak lain," tegas Ri Pyong Chol, pejabat yang memantau tes.

Pyongyang mengeklaim, senjata itu bisa membawa hulu ledak seberat 2,5 ton, sehingga mampu mengangkut nuklir.

Meski menyebut "rudal taktis bertipe baru", masih belum diketahui seperti apa bentuk misil yang ditembakkan itu.

Analis seperti Vipin Narang menduga, proyektil tersebut merupakan tipe serupa yang dipamerkan dalam parade Oktober lalu.

Kepada Reuters, Jeffrey Lewis dari James Martin Center for Nonproliferation Studies menyatakan kemungkinan rudalnya tipe KN-23 dengan hulu ledak besar.

Vipin Narang, profesor studi keamanan di MIT menjelaskan, modifikasi KN-23 berefek pada kemampuan Korut memasukkan hulu ledak nuklir.

Mengembangkan hulu nuklir versi mini bukanlah tugas gampang. Namun, para pakar menduga Pyongyang sudah mempunyai teknologinya.

Kali terakhir Korea Utara menembakkan rudal balistik adalah pada tahun lalu, saat proses denuklirisasi dengan AS macet.

Baca juga: Korea Utara Luncurkan Rudal, Biden: Itu Bukan Provokasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com