Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepuasan Mahasiswa Australia terhadap Kampusnya Menurun Selama Pandemi Covid-19

Kompas.com - 19/03/2021, 23:44 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Sumber Xinhua

CANBERRA, KOMPAS.com - Tingkat kepuasan mahasiswa Australia terhadap universitas mereka merosot selama pandemi virus corona, ungkap sebuah laporan.

Pusat Penelitian Sosial di Universitas Nasional Australia (Australian National University/ANU) pada Kamis (18/3/2021) malam mempublikasikan Survei Pengalaman Mahasiswa 2020 yang penyelenggaraannya ditugaskan oleh pemerintah federal.

Sebanyak 250.000 mahasiswa dari 41 universitas disurvei terkait pengalaman belajar mereka, dilansir dari Xinhua.

Baca juga: Cerita Dzaki Sukarno, Mahasiswa Indonesia yang Dapat Golden Ticket American Idol

Survei ini menemukan bahwa secara keseluruhan, kepuasan mahasiswa merosot dari 78 persen pada 2019 menjadi 69 persen pada 2020, setelah universitas terpaksa beralih ke pembelajaran daring (online).

Berbagai institusi di Melbourne, yang menerapkan lockdown virus corona ketat antara Juli dan Oktober tahun lalu, terdampak paling parah.

Universitas Melbourne yang terbaik di Australia menurut badan pemeringkat global Times Higher Education (THE), menduduki posisi buncit terkait tingkat kepuasan mahasiswa dengan hanya 52 persen yang mengatakan pengalaman mereka positif, dibandingkan 77 persen pada 2019.

Di Universitas Monash, universitas terbaik kedua di Melbourne sekaligus terbaik ke-64 di dunia menurut THE, tingkat kepuasan mahasiswa anjlok dari 78 persen menjadi 60 persen.

Baca juga: Mahasiswa AS Dapat Vaksin Covid-19 secara Acak Saat Belanja

Menteri Pendidikan dan Pemuda Australia Alan Tudge mengatakan, universitas harus berupaya keras memperbaiki pengalaman mahasiswa.

"Beberapa universitas kami kehilangan fokus dan sudah waktunya untuk kembali ke bisnis inti," tutur Tudge dalam sebuah pernyataan.

"Meskipun hasil (survei) ini bukan hal yang mengagetkan, universitas harus memastikan bahwa saat pembelajaran kembali dibuka pada 2021, mereka fokus untuk memberikan pendidikan dan pengalaman belajar terbaik bagi mahasiswa setempat."

Baca juga: Polisi Akhirnya Pecahkan Kasus Pemerkosa Berantai yang Teror Perkumpulan Mahasiswa Kulit Hitam Selama Satu Dekade

Presiden Serikat Pendidikan Tersier Nasional (National Tertiary Education Union/NTEU) Alison Barnes mengatakan, tenaga pendidik berada di bawah tekanan besar pada 2020 karena universitas terpaksa melakukan pengurangan staf, setelah tidak disetujui untuk mendapatkan akses skema subsidi upah JobKeeper dari pemerintah.

"Untuk mengajar secara online, Anda perlu menginvestasikan sumber daya yang signifikan," ucapnya.
"Kami mengalami masalah ketika staf dipangkas, intensitas kerja meningkat, dan pemerintah benar-benar gagal memberikan segala jenis paket penyelamat atau penunjang bagi sektor ini."

Baca juga: Erdogan: Tidak Ada Gerakan LGBT di Turki, Lawan Politik Tunggangi Demo Mahasiswa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com