Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Muhyiddin Tatap Pemilu Dini untuk Akhiri Kemelut Politik Malaysia

Kompas.com - 07/03/2021, 19:35 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PUTRAJAYA, KOMPAS.com – Ketidakstabilan politik secara berkepanjangan yang melanda Malaysia kelihatannya akan berakhir di kotak suara.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin kembali menyampaikan pekan ini, dia akan meminta Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah untuk membubarkan parlemen setelah pencabutan keadaan darurat untuk melawan pandemi Covid-19.

Pembubaran parlemen akan membuka jalan pemilu dini yang diprediksi akan diselenggarakan paling cepat pada bulan September mendatang.

Baca juga: PM Malaysia Jadi Pemimpin Pertama di Dunia yang Umrah saat Pandemi Covid-19

Retaknya hubungan UMNO dan Bersatu

Posisi politik Muhyiddin, seperti bulan-bulan sebelumnya sejak dia berkuasa 1 Maret tahun lalu, masih tidak aman.

Walau berhasil merebut kembali mayoritas parlemen pekan lalu, Muhyiddin rawan jatuh sewaktu-waktu.

Seperti diketahui, dua parlementarian dari kubu oposisi Pakatan Harapan memilih bergabung dengan koalisi Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin.

Larry Sng dan Steven Choong, dua politisi dari negara bagian Sarawak memutuskan meninggalkan Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Anwar Ibrahim.

Bergabungnya dua parlementarian ini memberikan 111 kursi parlemen kepada Muhyiddin Yassin, berbanding 109 yang dikuasai oposisi.

Namun, mayoritas sangat tipis ini rawan lenyap setelah retaknya hubungan antara Partai Bersatu pimpinan Muhyiddin dan Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).

Baca juga: Mahathir Beri Nasihat ke PM Malaysia jika Ingin Krisis Covid-19 Berakhir

Kedua mitra koalisi ini mengumumkan akan mengakhiri perkawinan politik mereka ketika parlemen dibubarkan. UMNO memutuskan akan bertarung di bawah payung koalisi Barisan Nasional.

Pasang surut hubungan kedua partai Melayu nasionalis ini memang mewarnai setahun pemerintahan Muhyiddin.

Berkali-kali petinggi UMNO mengancam akan menarik dukungan kepada Muhyiddin. Rezim Muhyiddin otomatis akan kolaps jika UMNO mencabut mosi percaya di parlemen.

Ketidakharmonisan UMNO dan Bersatu sudah terlihat sejak UMNO menolak bergabung di koalisi Perikatan Nasional.

Pejabat UMNO dengan gamblang mengecam Bersatu yang memperlakukan mereka dengan tidak hormat sebagai mitra senior koalisi. Padahal UMNO memiliki jumlah kursi yang paling banyak.

UMNO dikabarkan tidak senang karena diberikan portofolio kementerian yang tidak strategis.

Selain itu hubungan akar rumput kedua pendukung partai juga disebutkan sangat panas penuh dengan cekcok di sana sini.

Baca juga: Setahun Kudeta Politik Muhyiddin Yassin, Krisis Politik Malaysia Masih Berlanjut

Potensi bumerang pemilu dini

Terpecahnya suara partai Melayu, UMNO, Bersatu, dan Partai Islam se-Malaysia (PAS) berpotensi merugikan ketiga partai seperti yang terjadi pada pemilu 2018.

Bagi UMNO, peluang partai pimpinan Zahid Hamidi untuk memenangkan mayoritas kursi parlemen akan lebih sulit tanpa kerja sama dengan Bersatu.

Namun sejauh ini partai yang memimpin Malaysia selama 61 tahun itu optimistis dapat melenggang sendiri meraih kemenangan besar.

Posisi Bersatu jauh lebih berat dari UMNO. Partai yang baru berumur 4,5 tahun itu berpotensi mengalami kekalahan besar kehilangan banyak kursi.

Salah satu penyebabnya adalah masih sangat lemahnya kekuatan akar rumput dan organisasi partai di lapangan, terutama jika dibandingkan dengan UMNO.

Baca juga: Raja Malaysia Izinkan Parlemen Bersidang, Pukulan Telak bagi PM Muhyiddin Yassin

PAS yang saat ini meletakan kedua kaki partai bersama dengan UMNO dan Bersatu akan memainkan peranan penting.

Partai Islamis ini adalah anggota Perikatan Nasional dengan Bersatu dan koalisi politik Mufakat Nasional dengan UMNO.

Pakatan Harapan akan menjadi pemenang terbesar jika partai-partai Melayu itu tidak dapat menyatukan kekuatan mereka.

Koalisi yang memimpin Malaysia selama 22 bulan itu dapat meraih jumlah suara terbesar tanpa mayoritas yang berarti menghasilkan parlemen menggantung atau hung parliament.

Skenario hung parliament berarti transaksi politik dagang sapi hampir pasti akan terjadi untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin baru Malaysia.

Baca juga: Jokowi Terima Kunjungan PM Malaysia Muhyiddin Yassin di Istana Merdeka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com