Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Muncul "Bukti Foto" Aksi Polisi Myanmar Tembaki Demonstran

Kompas.com - 13/02/2021, 06:07 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

JENEWA, KOMPAS.com - Bentrokan terjadi antara pendukung Aung San Suu Kyi dan polisi pada Jumat (12/2/2021), dilaporkan ada 3 serangan langsung yang dilakukan oleh pihak aparat dengan munculnya "bukti foto" kejadian.

Kantor hak asasi manusia (HAM) PBB mengatakan lebih dari 350 orang, termasuk pejabat, aktivis, dan biksu, ditangkap di Myanmar sejak kudeta Myanmar 1 Februari.

Penyelidik HAM PBB untuk Myanmar mengatakan dalam sesi khusus Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, bahwa terdapat "laporan yang berkembang, bukti foto" mengenai pasukan keamanan telah menggunakan amunisi yang mengarah langsung ke demonstran, seperti yang dilansir dari Reuters pada Jumat (12/2/2021). 

Tindakan itu dianggap telah melanggar hukum internasional.

Baca juga: Gurita Bisnis Militer Myanmar, dari Pariwisata hingga Tambang Batu Mulia

Penyelidik khusus HAM, Thomas Andrews mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mempertimbangkan sanksi dan embargo senjata, menurut laporan Reuters pada Jumat (12/2/2021)

Myint Thu, duta besar Myanmar untuk PBB di Jenewa, mengatakan pada sesi tersebut bahwa Myanmar tidak ingin "menghentikan transisi demokrasi yang baru lahir di negara itu," dan akan melanjutkan kerja sama internasional.

Protes yang sebagian besar berlangsung damai, pada Jumat (12/2/2021) adalah yang terbesar sejauh ini, menurut laporan Reuters, terjadi sehari setelah Washington menjatuhkan sanksi pada para jenderal yang memimpin pengambilalihan.

Tiga orang terluka ketika polisi menembakkan peluru karet untuk membubarkan kerumunan puluhan ribu orang di kota tenggara Mawlamyine, kata seorang pejabat Palang Merah Myanmar kepada Reuters.

Baca juga: Demonstran Wanita Ditembak di Kepala Saat Demo Myanmar, Ini Fakta yang Terhimpun

Rekaman yang disiarkan oleh Radio Free Asia tersebut menunjukkan polisi menyerang para pengunjuk rasa, mengambil salah satu pengunjuk rasa dan memukul kepalanya.

"Tiga tembakan. Satu kepada perempuan di perut, satu kepada pria di pipinya dan satu pria di lengannya," ujar pejabat Palang Merah Kyaw Myint, yang menyaksikan bentrokan.

Beberapa orang di Mawlamyine ditangkap, tetapi kemudian dibebaskan ketika ribuan orang berdiri di luar kantor polisi dan menuntut mereka dibebaskan, menurut rekaman langsung yang disiarkan oleh Radio Free Asia.

Sebuah siaran oleh Radio dan Televisi Myanmar (MRTV) yang dikelola pemerintah mengatakan bahwa polisi telah menembakkan 10 peluru karet karena pengunjuk rasa "melanjutkan tindakan kekerasan tanpa menyebar dari daerah tersebut".

Baca juga: PBB: Sanksi untuk Myanmar Harus Hati-hati Menargetkan Individu Dalang Kudeta

Namun, di laporan itu tidak menyebutkan ada orang yang terluka.

Para dokter mengatakan mereka tidak memperkirakan seorang wanita berusia 19 tahun yang ditembak selama protes di ibu kota Naypyitaw pada Selasa akan bertahan.

Dia luka di kepala dengan peluru yang ditembakkan oleh polisi, kata saksi mata.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com