Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan Menjabat Presiden AS, Biden Keluarkan 24 Perintah Eksekutif

Kompas.com - 29/01/2021, 09:42 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber ABC News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Dalam pekan pertamanya menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), Presiden Joe Biden mengeluarkan 24 perintah eksekutif.

Jumlah perintah eksekutif yang dikeluarkan Biden tersebut disebut lebih banyak dari presiden-presiden sebelumnya.

Untuk diketahui, Donald Trump menandatangani empat perintah eksekutif, Barack Obama menandatangani lima perintah eksekutif, dan George W Bush bahkan tidak menandatangani perintah eksekutif dalam tujuh hari pertama mereka.

Jadi mengapa Biden mengeluarkan begitu banyak perintah eksekutif? Dilansir dari ABC News, berikut penjabarannya.

Baca juga: Biden Cabut Larangan Pendanaan dari AS untuk Konseling Aborsi

Apa itu perintah eksekutif?

Sebuah perintah eksekutif adalah perintah yang dikeluarkan oleh Presiden AS. Perintah eksekutif biasanya hanya terdiri atas beberapa halaman tapi membawa banyak pengaruh.

Perintah tersebut mengarahkan agen federal (yang melapor kepada presiden) bagaimana mereka menggunakan sumber daya dan bagaimana menerapkan aturan dari Kongres.

Tapi sebenarnya perintah eksekutif bukanlah undang-undang dan memiliki batasan. Menyatakan perang atau membuat aturan pajak baru tidak bisa dilakukan dengan perintah eksekutif.

Namun demikian, perintah eksekutif dapat mencakup banyak hal mulai dari impor berlian dari Sierra Leone hingga mengizinkan transgender mendaftar ke militer.

Kendati cukup kuat, perintah eksekutif dapat dibatalkan oleh Kongres yang membuat undang-undang baru, pihak yang menantang di pengadilan, dan presiden berikutnya.

Baca juga: Jill Biden Akan Aktif dalam Program Reunifikasi Anak-Anak Imigran

Mengapa perintah eksekutif ada?

Perintah eksekutif merupakan manifestasi dari konstitusi AS yang mengatakan bahwa kekuasaan eksekutif terletak pada presiden.

Tapi perintah eksekutif sering digunakan untuk melewati Kongres yang bermusuhan. Peraturan tersebut sebetulnya tidak tahan lama sebagaimana undang-undang, tetapi terkadang diperlukan.

Bryan Cranston, dosen politik AS di Swinburne University Online, mengatakan saat Kongres membuat undang-undang, presiden AS yang menerapkannya dan dapat menggunakan perintah ini untuk mendorong agenda mereka.

"Setiap presiden melakukannya. Presiden memang memiliki kebebasan yang cukup dalam cara mereka menafsirkan hukum,” tutur Cranston.

"Kemudian jika Kongres tidak menyukai hal-hal yang telah presiden lakukan, terserah Kongres untuk kembali dan mengesahkan undang-undang baru untuk mengendalikan unsur-unsur tertentu,” imbuh Cranston.

Baca juga: Media China: Menlu Baru Pilihan Biden Sama Saja dengan Era Trump

Mengapa Biden mengeluarkan begitu banyak perintah eksekutif?

Sebagian besar perintah eksekutif yang dikeluarkan Biden merupakan upaya untuk mengatasi pandemi virus corona.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com