Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lari dari Perang di Negaranya, Imigran Ini Bagikan Kisah Sukses di Irlandia

Kompas.com - 10/01/2021, 06:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

DUBLIN, KOMPAS.com - Seorang pria bernama Osama Abou Hajar (27) baru-baru ini lulus dari Institute of Technology Carlow di Irlandia. Sekilas, kabar itu tidak terdengar menarik, bukan?

Tapi, bagaimana jika Anda kemudian tahu bahwa pria ini adalah imigran yang tiba di Irlandia pada tahun 2013 karena melarikan diri dari perang di negaranya, Suriah?

Kabar lulusnya imigran bernama Osama menjadi viral di jagad maya setelah dia mengunggah fotonya di Twitter dan Facebook.

Baca juga: Kapal Penyelundup Tenggelam, 4 dari 20 Migran yang Tewas adalah Wanita Hamil

Osama mengunggah foto dirinya yang berdiri di reruntuhan kotanya yang hancur pada tahun 2012 di Suriah, berjejer dengan foto kelulusannya dari perguruan tinggi di Irlandia pada 2020.

Unggahannya itu, menurut Osama dikutip dari Daily Mirror, diharapkan agar menginspirasi kawan-kawannya di Suriah agar dapat mengejar impian mereka.

Pada 2012 kota yang didiami Osama, Ma'arat al Nu'man, hancur karena perang dan hanya menyisakan 500 orang dari 150.000 yang sebelumnya ada.

Baca juga: Sekitar 140 Migran Afrika Tenggelam dalam Kecelakaan di Lepas Pantai Senegal

"Ada banyak kerusakan. Kami tinggal di apartemen dan dua lantai atas apartemen diledakkan. Apartemen saya hampir hancur. Pengeboman itu sangat keras. Bom jatuh sejauh 100 meter dan menghancurkan kaca serta meledakkan pintu," kenang Osama.

Terlepas dari bahaya yang menimpanya, Osama melakukan apa yang dia bisa untuk membantu orang-orang di sekitarnya yang tetap tinggal.

Dalam unggahan kelulusan di LinkedIn-nya, dia berbagi foto dari tahun 2012 saat dia menyerahkan selimut kepada seorang pria di kota yang hancur itu.

Baca juga: Israel Kembali Serang Suriah, Beberapa Rudal Dijatuhkan Melalui Serangan Udara

Osama mengaku meninggalkan Suriah pada tahun 2013 demi mengejar kehidupan yang lebih baik dan menghindari wajib militer.

Dia dan keluarganya tinggal di Lebanon selama setahun lalu pindah ke Irlandia berkat program permukiman imigran yang diselenggarakan Komisaris Tertinggi PBB untuk para pengungsi.

"Kami adalah kelompok Suriah pertama yang datang ke Irlandia. Saya memiliki satu tujuan di kepala saya, masuk perguruan tinggi dan mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan besar."

Baca juga: Akibat Covid-19, Hampir 3 Juta Migran Telantar: Ingin Pulang, tetapi Tidak Bisa

"Ketika saya tiba, saya hanya bisa sedikit bahasa Inggris. Saya tahu beberapa kata tetapi saya tidak pernah mengucapkannya," ungkap Osama menuturkan bagaimana awal-awal dia pindah ke Irlandia.

Selama 6 bulan pertama, Osama masih takut berbicara dalam bahasa Inggris. Namun, dia mulai percaya diri ketika ikut kursus pemrograman komputer di Dublin Business School pada 2015.

Kemudian, dia juga senang ketika diterima di jurusan teknik perangkat lunak di Institute of Technology Carlow, Irlandia pada 2016.

Baca juga: Perancis Percepat Proses Kewarganegaraan untuk Pekerja Imigran di Lini Terdepan Covid-19

Osama lulus pada November 2020 dan bekerja di bidang perangkat lunak perusahaan Ericsson di Athlone, County Westmeath, Irlandia.

Osama kini berencana untuk tinggal di Irlandia dan berharap membalas kebaikan negara yang telah menerima dirinya dan keluarganya dengan tangan terbuka.

"Sudah menjadi tugas saya untuk tinggal di Irlandia dan berkontribusi. Saya ingin membangun keluarga di sini dan menjalani kehidupan yang damai."

Baca juga: Erdogan Desak Uni Eropa untuk Bantu Rencananya Terkait Imigran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com