Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Berniat Ampuni Dirinya Sendiri Jelang Lengser sebagai Presiden AS

Kompas.com - 08/01/2021, 16:14 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump dikabarkan mempertimbangkan mengampuni dirinya sendiri sebelum lengser pada 20 Januari.

Jelang habisnya masa jabatannya, presiden 74 tahun itu sudah mengeluarkan serangkaian pengampunan, terutama bagi orang terdekatnya.

Karena itu, muncul kabar bahwa Trump berpikir otoritas pengampunan bisa juga berlaku untuk dirinya sendiri.

Baca juga: Akhirnya, Trump Akui Kalah dari Biden, Kecam Kerusuhan di Capitol

Jika benar, maka ini tentu kali pertama seorang presiden aktif "Negeri Uncle Sam" bisa memberikan grasi bagi dirinya.

Berdasarkan laporan media AS New York Times, Presiden AS dari Partai Republik itu memberi tahu stafnya dia bermaksud mengampuni dirinya sendiri.

Laporan itu mencuat setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi menyerukan kepada si presiden agar segera dilengserkan dari Gedung Putih.

Pelosi begitu geram karena sang presiden dianggap paling bertanggung jawab atas kerusuhan di Gedung Capitol, Rabu (6/1/2021).

Saat itu, lima orang tewas dalam kerusuhan. Empat di antaranya adalah pendukung Trump dan seorang lainnya adalah polisi.

Merujuk pada laporan The Times, si presiden sudah berkali-kali menyuarakan potensi mengampuni dirinya sendiri sejak Pilpres AS 2020.

Baca juga: Nasib Pilu Trump: Senjata Makan Tuan dan Orang-orang Dekat yang Berpaling

Dilansir Daily Mirror Kamis (7/1/2021), saat itu dia sempat menanyakan apakah konsekuensi politik dan hukum yang bakal diterima jika dia mengampuni diri sendiri.

Spekulasi pun makin memuncak, karena dia tidak perlu merahasiakan terkait menggunakan otoritas tersebut selama dia menjabat.

Dia melontarkannya pada Juni 2018, ketika dia diselidiki atas dugaan meminta bantuan Rusia guna memenangkan Pilpres AS 2016.

"Seperti yang sudah dikatakan oleh beberapa pakar, saya punya hak absolut untuk MENGAMPUNI diri saya sendiri. Tapi kenapa melakukannya jika saya tak bersalah?" tanya dia.

Baca juga: Trump Lampiaskan Amarah kepada Mike Pence Ketika Makin Tersudut Usai Demo di Gedung Capitol

Dosen senior di Universitas Yale Asha Rangappa dalam ulasannya di The Washington Post memaparkan, Trump berjalan menuju perangkap jika mengampuni dirinya.

Rangappa menjelaskan, selama ini si presiden bisa tak tersentuh hukum karena adanya Memorandum Kementerian Hukum 1973.

Memorandum itu melarang presiden yang sedang menjabat untuk diselidiki, karena dianggap bakal membuatnya tak fokus memimpin negara.

"Self-pardon secara efektif mendeklarasikan bahwa Trump berada di atas hukum, yang berarti dia menantang legitimasi hukum," jelasnya.

Secara tradisi, Presiden AS biasa memberi grasi atas orang yang tak bersalah, atau dipenjara atas tuduhan yang sudah tak dianggap kejahatan.

Baca juga: Buntut Kerusuhan Capitol Hill, Serikat Pramugari Ingin Pendukung Trump Dilarang Naik Pesawat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com