WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Serikat pramugari di Amerika Serikat (AS) menginginkan agar massa pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilarang naik pesawat.
Usulan tersebut merupakan buntut dari kerusuhan di Capitol Hill, Washington DC, pada Rabu (6/1/2021).
Tak cukup sampai di situ, para pengunjuk rasa juga membuat penerbangan ke Washington DC menjadi kacau sebelum aksi di Capitol Hill pecah sebagaimana dilansir dari Fox News.
Presiden Association of Flight Attendants-CWA Sara Nelson mengatakan, para pengunjuk rasa pro-Trump yang meninggalkan Washington DC harus dilarang terbang dengan pesawat komersial.
Baca juga: Kerusuhan Capitol Hill, 1 Polisi Tewas Usai Bentrok dengan Massa
Association of Flight Attendants-CWA adalah serikat pramugari yang beranggotakan pramugari dari berbagai maskapai penerbangan seperti United Airlines, Alaska Airlines, dan Spirit Airlines.
Melalui pernyataan yang dirilis pada Rabu, dia mengkritik perilaku demonstran di Capitol
Hill.
"Perilaku massa yang terjadi di beberapa penerbangan ke daerah Washington DC kemarin tidak dapat diterima dan mengancam keselamatan dan keamanan setiap orang di dalamnya," kata Nelson.
Dia menambahkan kepulangan demonstran dari Washingtin DC justru akan lebih menciptakan kekhawatiran lebih lanjut.
Baca juga: Trump Lampiaskan Amarah kepada Mike Pence Ketika Makin Tersudut Usai Demo di Gedung Capitol
"Tindakan melawan demokrasi kita, pemerintah kita, dan kebebasan yang kita klaim sebagai orang Amerika harus mendiskualifikasi individu-individu ini dari kebebasan terbang," tambahnya.
Pada Rabu, massa pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol untuk mengganggu Kongres AS mengesahkan suara Electoral College.
Aksi tersebut membuat persidangan Kongres AS tertunda, memaksa anggota parlemen untuk mengungsi, dan menunda konfirmasi kemenangan Presiden AS terpilih Joe Biden.
Ada banyak pengunjuk rasa berhasil memasuki gedung setelah menerobos jendela Gedung Capitol, hingga akhirnya pasukan Garda Nasional diterjunkan ke Washington DC.
Baca juga: Kenapa Gedung Capitol AS Bisa Dijebol Massa? Begini Penjelasan Polisi...
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.