Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Buatan Lokal dan Oxford-AstraZeneca

Kompas.com - 04/01/2021, 07:33 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

NEW DELHI, KOMPAS.com - India telah mengizinkan penggunaan darurat dua vaksin virus corona, yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford, dan oleh perusahaan farmasi lokal Bharat Biotech.

Pada jumpa pers pada Minggu (3/1/2021), Jenderal Pengawas Obat India Dr Venugopal G Somani mengatakan kedua vaksin akan diberikan dalam dua dosis.

“Vaksin dari Serum Institute (vaksin AstraZeneca-Oxford) dan Bharat Biotech disetujui untuk penggunaan terbatas dalam situasi darurat,” kata Somani, mengacu pada perusahaan India yang memproduksi vaksin sebelumnya, melansir Al Jazeera.

Perdana Menteri India Narendra Modi dalam unggahan di twitter menyatakan, persetujuan jalur cepat ini adalah "titik balik yang menentukan untuk memperkuat semangat pertarungan" yang "mempercepat jalan menuju negara yang lebih sehat dan bebas Covid-19".

“Setiap orang India akan bangga bahwa dua vaksin yang telah diberi persetujuan penggunaan darurat dibuat di India!” katanya di Twitter.

Baca juga: Fase Pertama, Pekerja Medis di India akan Terima Vaksin Covid-19 Gratis

Dia menilai langkah ini menunjukkan bahwa India adalah negara "mandiri".

Sebagai negara berpenduduk lebih dari 1,3 miliar orang itu, persetujuan tersebut diharapkan dapat memulai salah satu upaya vaksinasi terbesar di dunia dalam beberapa hari mendatang.

Rencana imunisasi awal bertujuan untuk memvaksinasi 300 juta orang. Terdiri dari petugas kesehatan, staf di garis depan perlawanan pandemi, termasuk polisi. Mereka yang dianggap rentan karena usia atau penyakit lain dijadwalkan mendapat vaksin pada Agustus 2021.

Institut Serum India, perusahaan pembuat vaksin terbesar di dunia, telah dikontrak oleh AstraZeneca untuk membuat satu miliar dosis untuk negara berkembang, termasuk India.

Pada Jumat, Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui penggunaan darurat vaksin tersebut.

Dalam unggahan di twitter setelah persetujuan, Kepala eksekutif Serum Institute Adar Poonawalla menyatakan vaksin akan "siap diluncurkan dalam beberapa minggu mendatang".

Baca juga: India Gelar Latihan Massal Sebelum Suntik Vaksin Covid-19

Vaksin lain yang dikenal sebagai Covaxin dikembangkan oleh Bharat Biotech, bekerja sama dengan lembaga pemerintah, dibuat dari virus corona yang tidak aktif.

Perusahaan hanya menyelesaikan dua dari tiga tahap uji coba. Yang ketiga, yang menguji kemanjuran, dimulai pada pertengahan November.

Studi klinis awal menunjukkan bahwa Covaxin tidak memiliki efek samping yang serius dan menghasilkan antibodi untuk Covid-19.

Somani mengatakan kepada wartawan setelah pengarahan bahwa regulator obat "tidak akan pernah menyetujui apa pun jika ada masalah keamanan sekecil apa pun".

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com