Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Keluarga dengan Warisan Genetik Tanpa Sidik Jari dari India

Kompas.com - 29/12/2020, 10:50 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

NEW DELHI, KOMPAS.com - Apu Sarker memperlihatkan telapak tangannya.
Semuanya tampak biasa saja pada mulanya, tapi ketika dilihat lebih dekat ia memiliki permukaan yang halus di ujung jarinya.

Apu, yang berusia 22 tahun, tinggal dengan keluarganya di sebuah desa di utara distrik Rajshahi.

Ia bekerja sebagai asisten medis saat ini. Sedangkan, ayah dan kakeknya adalah petani.

Seluruh pria di keluarganya tampak mengalami mutasi genetik yang sangat langka, yang diperkirakan hanya dialami oleh sejumlah kecil keluarga di seluruh dunia, yaitu mereka tidak memiliki sidik jari.

Pada masa kakeknya masih muda, tak memiliki sidik jari bukanlah masalah besar.

"Saya pikir dia tak pernah menganggapnya sebagai suatu masalah," tutur Apu seperti yang dilansir dari BBC Indonesia pada Senin (28/12/2020).

Baca juga: Unik, di Jerman Ada Taman Rekreasi dari Bekas Reaktor Nuklir

Masalah era modern

Namun dalam era modern kini, alur kecil yang berputar di sekitar ujung jari manusia pada umumnya, dikenal dengan sebutan dermatoglyph, telah menjadi data biometrik yang paling banyak dikumpulkan di dunia.

Kita menggunakannya untuk segala hal, mulai dari keperluan di bandara hingga menggunakan hak suara dalam pemilu dan membuka ponsel pintar kita.

Pada 2008, ketika Apu masih kanak-kanak, Bangladesh memperkenalkan kartu identitas nasional bagi para orang dewasa dengan database yang memerlukan sidik jari jempol.

Para petugas yang bingung tidak tahu bagaimana cara memproses kartu identitas untuk ayah Apu, Amal Sarker.

Akhirnya, dia menerima sebuah kartu dengan cap "TANPA SIDIK JARI".

Pada 2010, sidik jari menjadi persyaratan wajib untuk pembuatan paspor dan surat izin mengemudi (SIM).

Setelah beberapa kali mencoba, Amal bisa mendapatkan paspor dengan menunjukkan surat keterangan dari badan kesehatan.

Ia tidak pernah menggunakannya, sebagian karena ia takut akan ada masalah yang ia hadapi di bandara.

Baca juga: Cara Unik Bar dan Restoran di Italia Menyajikan Menu Melalui Jendela Anggur Bersejarah

Dan meskipun mengendarai sepeda motor sangat penting untuk pekerjaan bertani, ia tidak pernah memiliki SIM.

"Saya sudah bayar biayanya, lulus ujian, tapi mereka tidak mengeluarkan izin karena saya tidak bisa memberikan sidik jari," ujarnya.

Amal membawa tanda terima pembayaran biaya pembuatan SIM, tetapi tidak selalu membantunya saat dihentikan polisi di jalan. Ia telah didenda dua kali.

Ia menjelaskan kondisinya kepada kedua petugas yang bingung dan mengangkat ujung jarinya yang halus agar mereka bisa melihat. Namun, upayanya itu tak membuatnya bebas dari denda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com