Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berawal dari Sakit Kepala, Leher Wanita Ini dapat Berputar 180 Derajat

Kompas.com - 20/12/2020, 20:12 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Seorang wanita kepalanya dapat berputar hingga 180 derajat tanpa disadari setelah cedera yang dialaminya, sehingga membuat sistem otaknya terganggu.

Sarah Coughlin (37 tahun), dari Fazakerley, Merseyside, Inggris, menyadari kepalanya telah berputar 180 derajat 5 kali setelah mengalami cedera.

Awalnya pihak medis tidak menganggap itu serius dan hanya menganggapnya mengalami salah posisi tidur.

Namun, itu telah berlangsung selama 2 tahun dengan rasa yang menyakitkan ketika kepalanya tanpa disadari berputar 180 derajat, seperti yang dilansir Mirror pada Sabtu (19/12/2020).

Sarah mulanya tidak menyadari ada yang salah dengannya setelah dia mengalami cedera saat bekerja sebagai asisten pengajar pada 2014, menurut laporan Liverpool Echo.

Baca juga: Ini Dia 10 Momok Penyakit Berbahaya di Dunia Sebelum Covid-19 Jadi Pandemi

Awalnya di sana Sarah tidak merasakan apa-apa selain sakit kepala yang berlangsung selama sepekan.

Namun 5 hari setelah cedera, ketika Sarah bangun terlambat dan saat dia bergegas ke mobilnya dia menyadari kepalanya telah berputar 180 derajat.

Dia berkata, “Saya bisa merasakan sakit yang membakar melalui bahu dan punggung saya."

Ketika ia menatap baik-baik kaca mobil belakangnya, ia baru sadar kepelanya telah berputar 180 derajat.

“Saya bertanya-tanya mengapa kaca depan mobil saya memiliki garis-garis hitam di atasnya, sampai saya menyadari bahwa saya sedang melihat ke luar jendela belakang saya," kenangnya.

Baca juga: Penyakit Misterius Landa India, Diduga karena Keracunan Logam Berat

“Cukup sulit untuk mengembalikan posisi kepalanya, tetapi setelah beberapa saat saya berhasil, meskipun rasa sakitnya tidak kunjung hilang," terangnya.

“Saya pikir saya baru saja tidur dengan salah dan begitu saya bangun dengan benar, leher yang sakit mungkin akan membaik. Tetapi, ketika saya mulai bekerja saya masih merasa tidak enak," ujarnya.

Dia pergi ke UGD setiap pekan selama 3 bulan karena sakit kepala yang tidak kunjung hilang dan lehernya masih kejang.

"Saya diberi tahu bahwa itu mungkin saja sendi yang tergelincir, cedera otot, atau posisi tidur yang salah. Itu (diagnosis) berubah-ubah," ujarnya.

Setelah 2 tahun tanpa kepastian penyakit yang diidapnya, ada petugas medis yang menyadari bahwa dia memiliki kondisi otak yang disebut Dystonia.

Baca juga: Korban Penyakit Misterius di India Semakin Bertambah, 1 Orang Tewas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com