WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Senat AS terbelah dan gagal menghentikan upaya pemerintahan Presiden Donald Trump menjual jet tempur F-35 ke Uni Emirat Arab.
Sejumlah senator bahkan menyuarakan ketakutan bahwa pemerintahan Trump, yang bakal lengser bulan depan, bakal menyulut perlombaan senjata yang berbahaya.
Sebelumnya, Gedung Putih sudah menyetujui penjualan jet tempur generasi kelima itu, drone, dan perlengkapan lainnya senilai 23 miliar dollar AS (Rp 324,5 triliun).
Baca juga: AS Bersedia Jual F-35 Canggih ke UEA, 50 Unit Disiapkan
Penjualan itu disepakati sebagai bagian penawaran setelah Uni Emirat (UEA) menjadi salah satu negara Teluk pertama yang memulihkan relasi dengan Israel.
Dalam dua voting, 50 senator itu gagal meyakini bahwa Trump sudah bertindak keterlaluan sebelum pemerintahannya digantikan Joe Biden.
Mereka khawatir karena UEA menjadi sekutu utama Arab Saudi dalam kampanye memerangi pemberontak Houthi di Yaman, dan menimbulkan krisis kemanusiaan di sana.
Salah satu pendukung proposal penjualan, Senator Roy Blunt dari Republik, menyatakan bahwa pengiriman senjata itu bagian dari tugas mereka.
Menurut Blunt, keberadaan pesawat tempur itu akan meningkatkan kemampuan tempur UEA dalam memerangi musuh yang sama, Iran.
Gedung Putih sendiri sudah mengeluarkan pernyataan, bahwa F-35 akan membantu UEA menangkal perilaku agresif Iran yang mengancam perdamaian Timur Tengah.
Baca juga: Menhan Prabowo Bakal Beli Jet Tempur F-35? Ini Penjelasan Dubes RI di AS
Robert Menendez, anggota Komite Luar Negeri Senat AS sepakat bahwa Teheran merupakan ancaman yang harus ditanggulangi bersama.
Tetapi, dia menekankan mereka belum tahu bahayanya jika senjata seperti F-35 atau drone tempur diarahkan secara langsung ke Iran.
Dia juga mencatat bahwa Qatar, yang saat ini berada dalam blokade Arab Saudi dan UEA, juga sudah mendesak supaya diizinkan punya senjata udara canggih tersebut.
"Apakah kita berpikir kita bisa menjual senjata ini ke UEA, dan membuat negara lain mengetuk pintu kita sehingga menciptakan perlombaan senjata?" kata dia di lantai Senat.
Belum lagi fakta bahwa UEA mengirim peralatan perang ke Libya, yang saat ini diembargo PBB, atau hubungan dekatnya dengan China.
Baca juga: Embargo Senjata Iran Berakhir, Mampukah Teheran Menjatuhkan F-35?
Senator Rand Paul yang dikenal sebagai sekutu Trump juga memutuskan menentang penjualan itu, dan bergabung bersama oposisi.