"Belum diketahui apakah mengerahkan teknologi militer yang begitu hebat ke kawasan faktanya akan memberikan perdamaian," jelasnya dikutip AFP Kamis (10/12/2020).
Dia balik mempertanyakan apakah Senat AS siap bertanggung jawab jika UEA ternyata menyalahgunakan kecanggihan jet tempur F-35.
"Bisakah kita memercayai orang-orang yang sudah membombardir warga sipil di Yaman, dan berpikir mereka bisa bertindak bijaksana di masa depan?" tanyanya.
Baca juga: AS Cari Cara untuk Jual Jet Tempur F-35 ke Uni Emirat Arab Tanpa Melukai Israel
Merupakan proyek senjata termahal dalam sejarah AS, F-35 dilengkapi dengan sensor canggih dan teknologi pengumpulan data.
Karena itu, pesawat yang dibuat Lockheed Martin tersebut cocok untuk bantuan udara, pengumpulan data intelijen, maupun dogfight (perang satu lawan satu).
Kementerian Luar Negeri AS menuturkan, negara yang berasal dari persetujuan tujuh emir tersebut memesan 50 unit, sama dengan armada Israel.
Sejatinya, Tel Aviv sempat menolak upaya UEA membeli F-35. Karena penting bagi mereka untuk mempertahankan status mereka yang tanpa tanding di Timur Tengah.
Namun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terpaksa menampiknya karena UEA sudah bersedia memulihkan relasi dengan mereka, September lalu.
Baca juga: Penjualan Jet Tempur Siluman F-35 AS ke UEA, Ditargetkan Desember Kantongi Perjanjian Awal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.