Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrokan Warga Palestina dan Pasukan Israel Pecah di Pemakaman Remaja yang Tewas Ditembak

Kompas.com - 07/12/2020, 11:28 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

RAMALLAH, KOMPAS.com - Bentrokan meletus antara pasukan Israel dan Palestina pada Sabtu (5/12/2020) di pemakaman seorang anak berusia 13 tahun tewas terbunuh oleh tembakan Israel di Tepi Barat yang diduduki.

Ratusan pelayat berkumpul dan membawa tubuh remaja bernama Abu Alaya, yang dibungkus bendera Palestina melalui jalan-jalan di Ramallah dan desa Almugayer, tempat pemuda itu diserang pada Jumat (4/12/2020).

Kementerian kesehatan setempat menyebutkan anak laki-laki itu ditembak saat bentrokan yang terjadi antara warga Palestina yang melempar batu dengan tentara Israel di desanya, seperti yang dilansir dari The Independent pada Sabtu (6/12/2020).

Baca juga: Arab Saudi: Asalkan Kedaulatan Palestina Diberikan, Normalisasi dengan Israel dapat Terjadi

Pasukan Israel menyerang untuk menanggapi protes yang dilakukan oleh penduduk setempat terhadap pos pemukiman baru di daerah desa Almugayer.

Remaja itu dilarikan ke rumah sakit setempat setelah tertembak di perutnya, di mana dia kemudian meninggal karena luka-lukanya, menurut surat kabar Israel, Haaretz.

Di pemakaman, puluhan orang melemparkan batu ke arah pasukan Israel dan membakar ban. Tentara Israel menanggapinya dengan semburan gas air mata.

Baca juga: Seorang Remaja Palestina Tewas ketika Bentrok dengan Tentara Israel

Pada Jumat malam, utusan politik PBB di wilayah itu mengatakan dia "terkejut" dengan pembunuhan remaja Palestina itu.

Israel harus "dengan cepat" dan independen "menyelidiki insiden yang mengejutkan dan tidak dapat diterima ini," tulis Nikolay Mladenov, Koordinator Khusus untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, di Twitter.

Kementerian luar negeri Palestina serta faksi Palestina menganggap insiden itu sebagai "kejahatan perang", menambahkan bahwa Israel harus bertanggung jawab.

Baca juga: Israel Kirim Lebih dari Rp 14,4 Triliun Dana Tertahan ke Palestina

Sementara itu, militer Israel, mengomentari kematian tersebut, mengatakan "puluhan perusuh" melemparkan batu ke arah personel Israel dan polisi perbatasan, yang menanggapi dengan "cara pembubaran kerusuhan."

Ia membantah bahwa pasukannya menggunakan amunisi untuk membubarkan massa dari warga Palestina.

Unicef, badan PBB yang menangani masalah anak-anak, mengutuk pembunuhan remaja Palestina yang bernama Abu Alaya itu.

Baca juga: Putus 6 Bulan, Palestina Mulai Pulihkan Hubungan Sipil dan Keamanan dengan Israel

“Unicef mendesak otoritas Israel untuk sepenuhnya menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak semua anak dan menahan diri untuk tidak menggunakan kekerasan terhadap anak, sesuai dengan hukum internasional,” kata Ted Chaiban, direktur regional Unicef untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.

Konfrontasi antara pemuda Palestina dan pasukan Israel yang memasuki wilayah yang dikuasai Palestina di Tepi Barat yang diduduki adalah hal biasa.

Militer sering menyerang kota-kota Palestina untuk menangkap orang-orang yang dicurigai sedang merencanakan atau mengambil bagian dalam kekerasan.

Baca juga: Israel Buka Pariwisata di Yerusalem, Palestina Tercabik-cabik

Komunitas Palestina secara teratur menjadikan Jumat sebagai waktu untuk memprotes kebijakan perampasan tanah Israel dan blokade jalan.

Human Rights Watch dan Amnesty International mengutuk tanggapan Israel atas demonstrasi semacam itu, yang seringkali mengakibatkan korban jiwa.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan mencatat meskipun protes warga Palestina semakin jarang terjadi pada tahun ini karena virus corona, setidaknya 28 warga Palestina termasuk tujuh anak, telah tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com