BRUSSELS, KOMPAS.com - Uni Eropa (EU) dan ASEAN berkomitmen untuk bekerjasama meningkatkan hubungan menuju kemitraan strategis dalam berbagai bidang, meliputi kesehatan, lingkungan, serta geopolitik.
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Uni Eropa (UE) menyelenggarakan Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN-UE ke-23 (AEMM) pada Selasa, 1 Desember 2020 melalui video conference.
Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk ASEAN, Igor Driesmans menyampaikan beberapa poin penting dalam rapat tersebut melalui konferensi pers virtual pada Rabu (2/12/2020).
UE menegaskan kembali komitmen untuk mendukung Sentralitas ASEAN dan mekanisme yang dipimpin ASEAN dalam kawasan pembangunan yang berkembang secara terbuka, transparan, inklusif, dan berbasis aturan.
Kemudian, negara anggota ASEAN menegaskan kembali pentingnya ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) sebagai panduan untuk keterlibatan ASEAN di kawasan Asia-Pasifik dan Samudra Hindia yang lebih luas.
Baca juga: Presiden Erdogan Ajak Dialog Uni Eropa untuk Masa Depan Turki
Negara-negara anggota ASEAN mendorong UE untuk bekerja sama dengan ASEAN dalam mempromosikan AOIP.
Lalu, mendorong peningkatan di bidang kerja sama utama yang diidentifikasi dalam Outlook, untuk meningkatkan rasa saling percaya, saling menghormati, dan saling menguntungkan melalui mekanisme yang dipimpin ASEAN.
"Mengingat Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN-UE ke-22 di Brussel pada 2019, pada prinsipnya sepakat untuk meningkatkan hubungan kami hari ini. Meningkatkan Kemitraan Dialog ASEAN-UE menjadi Kemitraan Strategis," ujar Igor.
Ada pun berbagai isu terkini di kawasan yang dibahas dalam rapat tersebut, di antaranya terkait produksi minyak nabati yang berkelanjutan, penanganan Covid-19, keamanan siber, dan sikap tegas terhadap konflik Laut China Selatan.
Baca juga: Presiden Belarus Lukashenko dan Putranya Resmi Masuk Blacklist Uni Eropa
PBB mendukung UE dan negara anggota ASEAN meluncurkan kerja sama kelompok yang relevan untuk mengatasi tantangan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di sektor minyak nabati.
"Terutama mendukung tentang pentingnya pendekatan holistik terhadap lingkungan. Kita akan lihat ke depan, pertemuan pertamanya, akan diadakan pada Januari 2021," ujarnya.
Kemudian menyadari dampak pandemi Covid-19, Igor menyampaikan bahwa UE mendorong kerja sama yang lebih besar dengan ASEAN untuk memperhatikan kesiapsiagaan daerah serta kapasitas dalam menanggapi krisis kesehatan masyarakat.
Ia mengatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya terkait penanganan Covid-19 saat ini dan di masa depan, harus sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tentang kesehatan dan kesejahteraan.
Saat ini, total dana bantuan dari Tim Eropa kepada ASEAN sebesar 800 juta euro (Rp 13,6 triliun) untuk memerangi penyebaran Covid-19 dan mengurangi dampaknya di ASEAN.
Baca juga: China Desak Negara ASEAN Bersatu Tangkal AS di Laut China Selatan
Sementara, UE sendiri meluncurkan program baru "South East Asia Health Pandemic Response and Preparedness” senilai 20 juta euro (Rp 341 miliar) yang diumumkan pada Pertemuan Tingkat Menteri pada Selasa (1/12/2020).