Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uni Eropa dan ASEAN Berkomitmen Bangun Hubungan Kemitraan Strategis

Kompas.com - 02/12/2020, 18:59 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

BRUSSELS, KOMPAS.com - Uni Eropa (EU) dan ASEAN berkomitmen untuk bekerjasama meningkatkan hubungan menuju kemitraan strategis dalam berbagai bidang, meliputi kesehatan, lingkungan, serta geopolitik.

Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Uni Eropa (UE) menyelenggarakan Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN-UE ke-23 (AEMM) pada Selasa, 1 Desember 2020 melalui video conference.

Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk ASEAN, Igor Driesmans menyampaikan beberapa poin penting dalam rapat tersebut melalui konferensi pers virtual pada Rabu (2/12/2020).

UE menegaskan kembali komitmen untuk mendukung Sentralitas ASEAN dan mekanisme yang dipimpin ASEAN dalam kawasan pembangunan yang berkembang secara terbuka, transparan, inklusif, dan berbasis aturan.

Kemudian, negara anggota ASEAN menegaskan kembali pentingnya ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) sebagai panduan untuk keterlibatan ASEAN di kawasan Asia-Pasifik dan Samudra Hindia yang lebih luas.

Baca juga: Presiden Erdogan Ajak Dialog Uni Eropa untuk Masa Depan Turki

Negara-negara anggota ASEAN mendorong UE untuk bekerja sama dengan ASEAN dalam mempromosikan AOIP.

Lalu, mendorong peningkatan di bidang kerja sama utama yang diidentifikasi dalam Outlook, untuk meningkatkan rasa saling percaya, saling menghormati, dan saling menguntungkan melalui mekanisme yang dipimpin ASEAN.

"Mengingat Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN-UE ke-22 di Brussel pada 2019, pada prinsipnya sepakat untuk meningkatkan hubungan kami hari ini. Meningkatkan Kemitraan Dialog ASEAN-UE menjadi Kemitraan Strategis," ujar Igor.

Ada pun berbagai isu terkini di kawasan yang dibahas dalam rapat tersebut, di antaranya terkait produksi minyak nabati yang berkelanjutan, penanganan Covid-19, keamanan siber, dan sikap tegas terhadap konflik Laut China Selatan.

Baca juga: Presiden Belarus Lukashenko dan Putranya Resmi Masuk Blacklist Uni Eropa

PBB mendukung UE dan negara anggota ASEAN meluncurkan kerja sama kelompok yang relevan untuk mengatasi tantangan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di sektor minyak nabati.

"Terutama mendukung tentang pentingnya pendekatan holistik terhadap lingkungan. Kita akan lihat ke depan, pertemuan pertamanya, akan diadakan pada Januari 2021," ujarnya.

Kemudian menyadari dampak pandemi Covid-19, Igor menyampaikan bahwa UE mendorong kerja sama yang lebih besar dengan ASEAN untuk memperhatikan kesiapsiagaan daerah serta kapasitas dalam menanggapi krisis kesehatan masyarakat.

Ia mengatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya terkait penanganan Covid-19 saat ini dan di masa depan, harus sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) tentang kesehatan dan kesejahteraan.

Saat ini, total dana bantuan dari Tim Eropa kepada ASEAN sebesar 800 juta euro (Rp 13,6 triliun) untuk memerangi penyebaran Covid-19 dan mengurangi dampaknya di ASEAN.

Baca juga: China Desak Negara ASEAN Bersatu Tangkal AS di Laut China Selatan

Sementara, UE sendiri meluncurkan program baru "South East Asia Health Pandemic Response and Preparedness” senilai 20 juta euro (Rp 341 miliar) yang diumumkan pada Pertemuan Tingkat Menteri pada Selasa (1/12/2020).

"Kami juga mengundang pakar kami untuk melakukan dialog tentang vaksin Covid-19 dan masih menunggu hasil dari Dialog Pakar ASEAN-UE tentang Keamanan Vaksin pada 8 Desember 2020 mendatang," lanjutnya.

ASEAN-UE juga menggarisbawahi pentingnya memperkuat kerja sama di bidang keamanan siber untuk mempromosikan teknologi informasi dan komunikai yang terbuka, aman, stabil, dapat diakses, dan damai terhadap lingkungan.

Selain itu, didorong untuk dapat mendukung ekonomi digital ASEAN.

Baca juga: Uni Eropa dan ASEAN Luncurkan 3 Proyek Kerja Sama Senilai Rp 227,5 Miliar

Dalam pertemuan tersebut ASEAN-UE juga menegaskan kembali pentingnya menjaga dan mempromosikan perdamaian, keamanan, stabilitas, keselamatan, serta kebebasan navigasi dan penerbangan di atas Laut China Selatan.

"Kami menekankan pentingnya non-militerisasi dan pengendalian diri dalam melakukan semua kegiatan oleh penuntut dan semua negara bagian lainnya," ujarnya.

Tak terkecuali pengendalian yang disebutkan dalam Deklarasi 2002 tentang Perilaku Para Pihak di Laut China Selatan (DOC), yang dapat semakin memperumit situasi dan meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan. 

Pertemuan AEMM tersebut dipimpin oleh Menteri Singapura Luar Negeri Vivian Balakrishnan, sebagai Koordinator Negara untuk Hubungan Dialog ASEAN-UE, dan Perwakilan Tinggi UE untuk Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan/Wakil Presiden Komisi Eropa Josep Borrell.

Rapat tersebut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri atau perwakilannya dari seluruh Negara Anggota ASEAN dan 27 Negara Anggota UE, serta ASEAN Sekretariat dan Komisi Eropa.

Baca juga: HUT Ke-53 ASEAN, 150 Kotak Bantuan Covid-19 Dikirim ke Keluarga Peru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com