Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelabuhan Haifa, Israel Target Serangan Balasan atas Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran

Kompas.com - 30/11/2020, 10:50 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Setelah serangan yang membunuh ilmuwan nuklir Iran pada Jumat (27/11/2020), sebuah opini keras muncul di surat kabar lokal pada Minggu (29/11/2020) yang menyarankan pemerintah untuk menyerang pelabuhan Haifa, Israel.

Serangan itu dikatakan perlu dilakukan, jika terbukti Israel terbukti melakukan serangan terhadap ilmuwan nuklir terkemuka Iran, Mohsen Fakhrizadeh.

Surat kabar lokal garis keras, Kayhan, sudah lama memperdebatkan pembalasan agresif terhadap operasi yang menargetkan Iran, tapi pada Minggu surat kabar lokal memberikan opini lebih keras.

Serangan balasan diarahkan dengan cara menghancurkan fasilitas dan "juga menyebabkan banyak korban jiwa".

Baca juga: UEA Kecam Pembunuhan terhadap Ilmuwan Nuklir Top Iran, Minta Semua Pihak Tahan Diri

Israel yang selama ini dicurigai telah membunuh banyak ilmuwan nuklir Iran selama dekade terakhir, belum berkomentar tentang pembunuhan Fakhrizadeh pada Jumat.

Melansir The Independent pada Minggu (29/11/2020), para pejabat Iran dengan tegas menyalahkan Israel atas serangan itu, meningkatkan ketegangan baru yang dapat melanda kawasan itu, termasuk pasukan AS yang ditempatkan di Teluk Persia dan sekitarnya.

Kayhan menerbitkan artikel yang ditulis oleh analis Iran, Sadollah Zarei, yang berpendapat reaksi Iran sebelumnya terhadap dugaan serangan udara Israel yang menewaskan pasukan Pengawal Revolusi di Suriah tidak cukup untuk menghalangi Israel.

Menyerang pelabuhan Haifa dan membunuh sejumlah besar orang "pasti akan mendapat pencegahan, karena Amerika Serikat dan rezim Israel serta agen-agennya sama sekali belum siap untuk mengambil bagian dalam perang dan konfrontasi militer," tulis Zarei.

Baca juga: Awalnya Dituduh Mata-mata, Dosen Ini Rupanya Ditahan Iran karena Berkencan dengan Warga Israel

Namun, dia mengatakan serangan terhadap Haifa harus lebih besar dari serangan rudal balistik Iran terhadap pasukan Amerika di Irak, setelah serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan seorang jenderal tinggi Iran pada Januari.

Haifa, di Laut Mediterania, telah diancam di masa lalu oleh Iran dan salah satu proksinya, kelompok militan Lebanon, Hezbollah.

Pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah baru-baru ini menyarankan untuk menyerang gudang amonium nitrat Haifa, pupuk yang sangat mudah meledak, seperti yang memicu ledakan mematikan di pelabuhan Beirut pada Agustus yang menewaskan 193 orang dan melukai 6.500 lainnya.

Meskipun, Kayhan adalah surat kabar dengan sirkulasi kecil di Iran, pemimpin redaksi Hossein Shariatmadari ditunjuk oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei dan telah digambarkan sebagai penasihatnya di masa lalu.

Baca juga: Khamenei Iran Desak Menghukum Mereka Pelaku Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Ternama

Parlemen Iran pada Minggu mengadakan sidang tertutup tentang pembunuhan Fakhrizadeh. Setelah itu, ketua parlemen Mohammad Baqer Ghalibaf mengatakan musuh Iran harus dibuat menyesal telah membunuhnya.

"Musuh kriminal tidak menyesal kecuali dengan reaksi yang keras," kata Ghalibaf dalam siaran radio pemerintah Iran.

Televisi pemerintah menyiarkan gambar peti mati Fakhrizadeh yang diterbangkan ke Masyhad, kota suci Syiah di timur Iran, ke tempat suci Imam Reza.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com