Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awalnya Dituduh Mata-mata, Dosen Ini Rupanya Ditahan Iran karena Berkencan dengan Warga Israel

Kompas.com - 29/11/2020, 07:06 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Seorang dosen asal Australia yang ditahan di Iran selama 804 hari rupanya ditangkap karena berkencan dengan seorang warga Israel, menurut sebuah laporan.

Dosen bernama Kylie Moore-Gilbert tersebut dibebaskan dari tahanan pada Kamis (26/11/2020) sebagaimana dilansir dari New York Post.

Dosen berdarah Inggris-Australia tersebut dibebaskan setelah Pemerintah Australia diam-diam mengatur pertukaran dengan Iran.

Surat kabar Australia, The Age, melaporkan bahwa pertukaran dengan Iran tersebut bahkan melibatkan Thailand.

Baca juga: Buntut Penyelidikan Pembunuhan di Afghanistan, 13 Tentara Australia Dipecat

Awalnya, Kylie dihentikan di bandara Teheran, Iran, pada 2018 dengan tuduhan palsu bahwa dia adalah mata-mata.

Tapi kini, pejabat senior pemerintah dan diplomatik mengatakan alasan sebenarnya di balik penahanan Kylie.

Mereka mengatakan bahwa pejabat Iran mengetahui bahwa Kylie terlibat asmara dengan seorang warga negara Israel.

Kylie awalnya dijatuhi hukuman 10 tahun penjara atas tuduhan spionase, yang disangkal oleh Kylie dan Pemerintah Australia.

Baca juga: 800 Hari Ditahan di Penjara Iran, Akademisi Ini Alami Penderitaan Traumatis

Otoritas Australia termasuk Menteri Luar Negeri Australia Maris Payne menjalankan strategi diplomasi diam-diam selama 12 bulan dan belum berkomentar secara terbuka mengenai kasus tersebut karena sifatnya yang sensitif.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menolak untuk membahas rincian pembebasan dosen di Universitas Melbourne tersebut.

Morrison hanya menyampaikan kelegaannya karena Kylie aman dalam perjalanan kembali ke Australia.

“Untuk alasan melindungi keselamatan semua warga Australia lainnya yang berpotensi berada dalam situasi sulit, praktik Pemerintah Australia selalu berkaitan dengan masalah dengan sangat bijaksana,” kata Morrison.

Baca juga: Penjahit di Australia Hadapi Tingkat Eksploitasi Tinggi dan Dibayar Rendah

Duta Besar Australia untuk Thailand, Allan McKinnon, melobi pejabat Thailand untuk membebaskan tiga teroris Iran sebagai pertukaran bagi dosen Universitas Melbourne itu.

Keluarganya mengatakan bahwa mereka lega dan gembira atas kepulangan Kylie ke Australia.

Sementara itu, Kylie mengungkapkan cinta dan kekagumannya untuk bangsa Iran yang hebat dan orang-orangnya yang berhati hangat, murah hati, dan berani.

Baca juga: Peminat Bahasa Indonesia di Australia Turun, Ini Solusi yang Diusulkan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com