TEHERAN, KOMPAS.com - Akademisi keturunan Inggris- Australia Dr Kylie Moore-Gilbert baru saja bebas dari masa tahanan, seperti diberitakan BBC, Kamis (26/11/2020).
Dr Kylie mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya yang telah membantunya melewati "penderitaan berat yang panjang dan traumatis". Selama penahanannya di penjara Evin, dia dilaporkan kerap melakukan aksi mogok makan.
Sejak ditahan di Iran pada September 2018, Dr Kylie konsisten menolak tuduhan spionase terhadapnya.
Dia telah divonis masa tahanan selama 10 tahun, tetapi baru menjalani selama dua tahun dan dibebaskan dengan pertukaran tiga orang warga Iran.
Keluarga Dr Kyle mengatakan, mereka merasa lega dan sangat gembira bahwa dia bebas.
Baca juga: Tiga Warga AS yang Dibebaskan dari Penjara Iran Tiba di Jerman
Dosen Universitas Melbourne itu bepergian dengan paspor Australia pada 2018 ketika ditahan di bandara Teheran usai konferensi.
Banyak yang mengkhawatirkan kesejahteraannya pada Agustus lalu ketika dia diberitakan dipindah ke Qarchak, sebuah penjara terkenal di daerah gurun pasir.
Dr Kylie mengatakan bahwa para pejabat Australia telah bekerja "tanpa lelah" demi mengamankan kebebasannya.
"Itu sangat berarti bagi saya," ujar Dr Kylie yang sangat bersyukur dan berterima kasih.
"Saya tidak punya apa-apa selain rasa hormat, cinta, dan kekaguman untuk bangsa besar Iran dan orang-orang yang ramah, murah hati, dan pemberani," katanya dalam sebuah pernyataan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan