Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"La glottophobie", Diskriminasi Berdasarkan Aksen Akan Dilarang dalam UU Perancis

Kompas.com - 26/11/2020, 15:32 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Aksen-aksen lokal di beberapa wilayah Perancis telah lama menjadi 'korban' dari superioritas aksen orang-orang Paris.

Suara hidung yang lucu dari aksen orang Marseile, Perancis memang akan terdengar bagus jika didengar dalam sinema komedi maupun televisi. 

Namun celaka jika siapapun beraksen selatan melakukan penyiaran atau muncul di panggung politik nasional, berprofesi sebagai tokoh akademisi, pejabat birokrat maupun bekerja di bidang penjualan.

Baca juga: Tak Bisa Bahasa Perancis, Pria Ini Jadi Juara Dunia Scrabble Bahasa Perancis

Agar seseorang mampu berbicara ataupun berkomunikasi dalam bahasa Perancis dan tidak mengundang tawa, melansir BBC, itu artinya seseorang tersebut harus menyesuaikan diri dengan norma, berbicara bahasa Perancis standar ala orang Paris borjuis.

Akan tetapi, seiring bergulirnya waktu dan perkembangan masa, hal itu menjadi tekanan bagi sekitar 30 juta orang Perancis yang berbicara dengan aksen di luar aksen Paris.

Angka itu hampir setengah dari populasi Perancis yang totalnya 67 juta orang.

Baca juga: Menurut Survei, Aksen Bicara Pria Inggris Bangkitkan Gairah Wanita

Oleh karenanya, di bawah UU anggota swasta yang diajukan ke Majelis Nasional pada Kamis (26/11/2020), diskriminasi terhadap seseorang berdasarkan aksen akan menjadi suatu pelanggaran hukum ketenagakerjaan dan pelakunya bisa dipidana.

Orang Perancis menyebut diskriminasi itu dengan istilah "la glottophobie".

Sebelumnya, melansir The Week, pada tahun 2018 seorang politisi Perancis pernah mengajukan UU yang akan menghukum pelaku glottophobia karena mendapati seorang mantan calon presiden, pemimpin sayap kiri Jean-Luc Mélenchon menghina seorang jurnalis dari Toulouse hanya karena aksen barat daya yang dimilikinya.

Baca juga: Belajar Logat Melayu dari Ipin Upin, Komplotan Ini Tipu Korbannya hingga Puluhan Juta

"La glottophobie" atau glottophobia adalah istilah yang dipopulerkan oleh seorang sosiolog bernama Philippe Blanchet dari Universitas Rennes untuk menjelaskan diskriminasi berdasarkan pengucapan dan nada.

Menurut Christophe Euzet seorang warga Perpignan, pendukung UU anti-diskriminasi aksen yang diajukan, memiliki aksen lokal di Perancis secara otomatis memberi label "kampungan" pada seseorang.

"Punya aksen lokal di Perancis berarti secara otomatis Anda diperlakukan layaknya orang 'udik', terkesan ramah namun secara mendasar [dianggap] lucu," ujar Euzet.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com