WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump harus bersiap untuk meninggalkan akun Twitter @POTUS yang telah menjadi media komunikasi favoritnya selama masih menjabat sebagai presiden Amerika Serikat.
Akun Twitter @POTUS harus ditransfer ke presiden terpilih Joe Biden yang akan dilantik pada 20 Januari 2021 mendatang.
Seorang juru bicara Twitter yang berbasis di AS mengatakan kepada kantor berita Reuters pada Sabtu (21/11/2020) bahwa perwakilannya akan bertemu dengan tim transisi Biden, untuk memilah rincian transfer informasi yang tidak perlu dari pemerintahan Trump.
Menurut laporan yang dilansir dari Al Jazeera pada Sabtu (21/11/2020), juru bicara tersebut mengatakan "proses sedang dilakukan dalam konsultasi erat dengan Administrasi Arsip dan Arsip Nasional".
Baca juga: China Pertimbangkan Ikut Pakta Perdagangan Bebas yang Ditinggalkan Trump
Akun presiden AS @POTUS yang memiliki pengikut 32,8 juta, biasa digunakan Trump untuk memperkuat berbagi informasi seputar kepresidenan.
Setelah akun itu diambil, Trump dapat lebih teratur menggunakan akun pribadinya sendiri, @RealDonaldTrump yang memiliki 88,9 juta pengikut.
Selain akun @POTUS, akun kepresidenan lainnya juga akan ditransfer ke tim presiden terpilih yang baru, meliputi @WhiteHouse, @VP (Wakil Presiden), dan akun resmi @FLOTUS (Ibu Negara).
Informasi yang terekam dalam akun-akun tersebut akan diarsipkan dan disetel ulang ke nol tweet untuk pemerintahan yang baru, menurut Politico.
Baca juga: Biasanya Ramai, Trump Tiba-tiba Hilang Usai Pilpres AS, ke Mana Dia?
Sementara Biden dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden AS 2020 dan saat ini diproyeksikan akan memenangkan 306 suara Electoral College, jauh di atas 270 suara yang dibutuhkan untuk menang.
Hal itu fakta yang Trump menolak untuk menerimanya dan belum menyerah untuk mempermasalahkannya.
Dia menuduh tanpa bukti bahwa penipuan yang meluas dan penyimpangan suara telah terjadi.
Baca juga: Biden Tanggapi Strategi Trump Menolak Mengaku Kalah: Keterlaluan
Klaim meragukan Trump yang secara teratur dibuat melalui akun media sosial, sering kali mendapatkan label peringatan presiden dari pihak Twitter.
Pemerintahan Trump sejauh ini tidak bekerja sama dengan tim transisi Biden, yang diperingatkan oleh para pejabat dapat merusak respons pemerintah terhadap pandemi Covid-19 dan keamanan nasional di hari-hari awal pemerintahan Biden.
Banyak pendapat yang berkembang dari pengamat bipartisan untuk menyerukan agar proses transisi dimulai dengan sungguh-sungguh.
Baca juga: Trump Lewatkan Pertemuan G-20 soal Covid-19 untuk Main Golf dan Ejek Biden
Sementara itu, akun resmi @POTUS bukan satu-satunya hak istimewa Twitter yang akan hilang dari Trump ketika masa jabatannya berakhir pada Januari.
Dalam kesaksian di hadapan Komite Kehakiman Senat pada Selasa, CEO Twitter Jack Dorsey mengatakan kebijakan perusahaan adalah memberi label dan mengurangi penyebaran tweet dari para pemimpin dunia yang melanggar persyaratan layanan platform.
Namun, tetap membuat tweet tersebut tersedia untuk umum. "Jika akun bukan lagi pemimpin dunia, kebijakan khusus itu akan hilang," kata Dorsey kepada komite.
Baca juga: Trump Sebenarnya Tahu Kalah Pemilu, Sengaja Tunda Transisi demi Balas Dendam ke Demokrat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.