Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Pertimbangkan Ikut Pakta Perdagangan Bebas yang Ditinggalkan Trump

Kompas.com - 22/11/2020, 19:25 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com – China bakal mempertimbangkan untuk bergabung dengan pakta perdagangan bebas yang pernah diinisiasi oleh Amerika Serikat (AS) tetapi ditinggalkan oleh Presiden Donald Trump.

Pernyataan itu dikeluarkan oleh Presiden China Xi Jinpin pada Jumat (20/11/2020) sebagaimana dilansir dari AFP.

Pakta perdagangan bebas bernama Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) tersebut adalah versi terbaru dari kesepakatan besar yang awalnya didukung oleh mantan presiden AS Barack Obama.

Baca juga: Bill Clinton: Xi Jinping Presiden Seumur Hidup Pengaruhi Hubungan AS-China Memburuk

CPTPP digagas sebagai upaya untuk melawan kekuatan China yang meningkat di Asia.

Namun, ketika Trump memenangi pemilu AS pada 2016, dia menarik AS dari kesepakatan tersebut karena dianggap tidak menguntungkan.

Namun, ke-11 negara yang terlaibat dalam perjanjian tersebut akhirnya tetap setuju untuk menandatangani kesepakatan bersi terbaru.

Baca juga: Pemandian Kuno Bergaya Romawi Berusia 1.100 Tahun Ditemukan di Xinjiang, China

Berbicara dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), Xi mengatakan kesepakatan tersebut harus terus mempromosikan integrasi ekonomi regional.

Selain itu, kesepakatan itu juga harus membangun zona perdagangan bebas di Asia-Pasifik secepatnya.

Menurut media pemerintah China, Xi mengatakan China bersungguh-sunguh mempertimbangkan untuk bergabung dengan CPTPP.

Baca juga: Studi Sebut Vaksin Covid-19 Buatan China Hasilkan Respons Imun yang Cepat

Tahun ini, Trump menghadiri KTT APEC untuk pertama kalinya sejak 2017. Pada tahun ini pula KTT tersebut digelar secara virtual.

Komentar Xi tersebut dikeluarkan hanya beberapa hari setelah Beijing dan 14 negara lain menandatangani kesepakatan perdagangan terbesar di dunia, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional.

Kesepakatan itu, yang terdiri dari 30 persen dari total output ekonomi dunia dan tidak termasuk AS, dipandang sebagai kudeta besar oleh China ketika Washington mundur.

Pakar perdagangan internasional yang berbasis di Singapura Deborah Elms mengatakan jika China benar-benar bergabung dengan CPTPP, maka dapat mendorong negara-negara lain untuk mengikutinya.

Baca juga: China Ancam Negara Barat soal Hong Kong: Hati-hati atau Mata Dicongkel

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com