Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/11/2020, 20:04 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

WASHINGTON, DC, KOMPAS.com – Rumor Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana kembali maju pada pemilihan presiden (pilpres) 2024 semakin mengencang.

The New York Times pada Kamis (12/11/2020) memberitakan, walau tidak kunjung mengakui kekalahannya di tangan Joe Biden, Trump telah memberitahu para penasihatnya mengenai rencana setelah meninggalkan kursi kepresidenan.

Presiden berusia 74 tahun itu disebut akan mendeklarasikan pencalonannya setelah sertifikasi kemenangan Biden yang harus diselesaikan paling lambat 11 Desember.

Baca juga: Pilpres AS: Trump Tak Terima Kalah, Ajukan Gugatan Kedua di Michigan

Sangat jarang bagi presiden AS yang kalah setelah satu periode untuk kembali maju. Presiden terakhir yang melakukannya adalah Grover Cleveland yang menjabat dari 1885-1889 dan 1893-1897. 

Sesuai jadwal, Electoral College atau Dewan Elektoral dijadwalkan akan bertemu pada 14 Desember untuk menetapkan Biden dan pendampingnya, Kamala Harris, sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.

Sebelumnya Axios awal pekan ini telah melaporkan mengenai persiapan Trump untuk kembali merebut Gedung Putih.

Baca juga: Donald Trump Berencana Maju Lagi pada Pilpres AS 2024

Keputusan krusial Trump

Apakah Trump akan maju atau tidak pada pilpres 2024 sangat krusial bagi belasan calon presiden (capres) lain Partai Republik.

Nama-nama seperti Wakil Presiden Mike Pence, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, mantan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley, Senator Arkansas Tom Cotton, Senator Missouri Josh Hawley, Gubernur Florida Ron Desantis, dan Senator Florida Rick Scott dilaporkan telah mengambil ancang-ancang untuk maju.

Baca juga: Trump Kalah Pilpres, Bagaimana Kelanjutan Nasib TikTok di AS?

Tidak ketinggalan bakal capres yang dikalahkan Trump pada nominasi pencapresan Republik 4 tahun lalu seperti Senator Florida Marco Rubio, Senator Texas Ted Cruz, dan mantan Gubernur Ohio John Kasich juga kembali mengincar Gedung Putih.

Namun rencana bakal capres ini termasuk persiapan penggalangan dana dan penyusunan tim kampanye berpotensi berantakan, jika Trump benar memutuskan maju.

Akan sangat sulit bagi bakal capres itu untuk menantang atau bahkan mengalahkan Trump.

Sangat besar kemungkinan nama-nama di atas memilih tidak maju dan melapangkan nominasi partai kepada Trump.

Taipan real estat ini memiliki kendali penuh atas aparatus politik Partai Republik. Selama berkuasa, Trump telah mentransformasi ideologi partai berlambang gajah ini menjadi populis nasionalis kanan sesuai dengan gaya politiknya.

Baca juga: 592 Surat Suara Pilpres AS yang Digugat Trump Tak Kantongi Bukti

Dia juga menjadikan pemilih berkerah biru yang tidak berpendidikan universitas menjadi basis suara kuat Partai Republik. Blok pemilih ini sebelumnya loyal memilih capres Demokrat.

Selain itu, walau kalah Trump meraih hasil yang jauh lebih baik dari prediksi lembaga survei di mana dia tidak kalah telak di tangan Biden seperti yang diramalkan. Total 72,6 juta suara nasional yang sejauh ini telah memilihnya akan menjadi modal politik besar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com