Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Umumkan Lockdown untuk Kedua Kali, Ini Alasannya

Kompas.com - 01/11/2020, 17:28 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

LONDON, KOMPAS.com – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson secara resmi mengumumkan bahwa Inggris kembali menerapkan lockdown untuk kedua kalinya.

Johnson mengumumkan keputusan lockdown tersebut pada Sabtu (31/20/2020) sore waktu setempat sebagaimana dilansir dari Reuters.

Lockdown di Inggris akan dimulai pada Kamis (5/11/2020) dini hari waktu setempat hingga 2 Desember.

Keputusan itu diambil setelah kasus Covid-19 di Britania Raya mencapai 1 juta kasus dan adanya gelombang kedua infeksi virus corona.

Baca juga: Insinyur Muda Indonesia di Inggris Siap Bantu Tangani Covid-19 di Tanah Air, Ini Programnya

Angka kematian di Inggris akibat Covid-19 adalah yang tertinggi di Eropa dengan penambahan kasus perhari mencapai 20.000 kasus.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa skenario "terburuk" dengan 80.000 kematian mungkin dapat terlampaui.

Selama lockdown, rakyat Inggris hanya diizinkan meninggalkan rumah untuk alasan tertentu seperti bersekolah, bekerja, olah raga, berbelanja kebutuhan, dan membeli obat-obatan.

“Kita harus bertindak sekarang,” kata Johnson, diapit oleh Kepala Petugas Medis Inggris Chris Whitty dan Kepala Penasihat Ilmiah Pemerintah Inggris Patrick Vallance.

Baca juga: Inggris Lockdown Lagi, Premier League Dipastikan Tetap Lanjut

Johnson menambahkan jika lockdown tidak segera diterapkan, dia khawatir jumlah kematian di Inggris akan terus meningkat.

Selain itu, pemerintah Inggris akan menghidupkan kembali skema subsidi upah darurat virus corona.

Subsidi tersebut akan diberikan kepada para pekerja yang diberhentikan sementara waktu selama lockdown dan akan menerima 80 persen dari gaji mereka.

Johnson menambahkan toko-toko penting, sekolah, dan universitas akan tetap buka. Pub dan restoran tidak melayani makan di tempat, kecuali untuk dibawa pulang.

Baca juga: Pemerintah Jepang Godok RUU Vaksin Virus Corona Gratis

Perjalanan internasional keluar juga tidak disarankan kecuali untuk pekerjaan. Selain itu, seluruh toko yang tidak esensial akan ditutup.

Tempat ibadah akan tetap terbuka namun dibatasi untuk ibadah pribadi. Upacara pemakaman juga akan dibatasi hanya untuk anggota keluarga dekat saja.

Penerapan lockdown di Inggris dilakukan setelah para ilmuwan memperingatkan bahwa penanganan wabah virus corona di Inggris menuju arah yang salah.

Baca juga: Paus Fransiskus Kritik Keras Orang yang Mengeluhkan Pembatasan Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com