Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pemilu Myanmar, Aung San Suu Kyi Beri Hak Suara Lebih Awal

Kompas.com - 30/10/2020, 06:54 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

NAYPYITAW, KOMPAS.com - Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi memberikan suara lebih awal pada Kamis (29/10/2020) jelang pemilihan umum yang berlangsung di tengah lonjakan kasus infeksi virus corona di negara itu.

Melansir Associated Press (AP), Myanmar mengonfirmasi hampir 1.500 kasus infeksi baru hanya pada hari Rabu kemarin saja. Angka yang begitu tinggi dalam satu hari.

Suu Kyi sebagai penasihat negara dan Win Myint sebagai presiden, keduanya tampak memakai masker dan sarung tangan saat memilih di ibu kota Naypyitaw.

Beberapa aturan sedang diterapkan untuk memastikan adanya jaga jarak sosial selama pemungutan suara pada hari pemilu 8 November mendatang.

Baca juga: Aplikasi Astrologi Myanmar Laris Selama Lockdown

Pemungutan suara lebih dulu atau di muka diizinkan dan diimbau untuk warga negara yang berusia 60 tahun ke atas karena aturan batasan selama wabah virus corona.

Itulah mengapa Suu Kyi yang berusia 75 tahun dan Presiden Myanmar Win Myint yang berusia 68 tahun lebih dulu memberikan hak suara mereka.

Selain lansia, puluhan ribu warga Myanmar di luar negeri juga sudah memberikan suara mereka.

Baca juga: Dihantam Pandemi dan Krisis Parah, Warga Miskin Myanmar Makan Tikus

Kasus infeksi melonjak, pemilu tetap berjalan

Presiden Myanmar Win Myint melakukan pemungutan suara lebih awal untuk pemilihan umum 8 November mendatang di kantor Komisi Pemilihan Umum, Kamis, 29 Oktober 2020, di Naypyitaw, Myanmar. AP/Aung Shine Oo Presiden Myanmar Win Myint melakukan pemungutan suara lebih awal untuk pemilihan umum 8 November mendatang di kantor Komisi Pemilihan Umum, Kamis, 29 Oktober 2020, di Naypyitaw, Myanmar.

Komisi pemilu telah memutuskan bahwa pemungutan suara akan diadakan pada tanggal yang direncanakan meskipun ada krisis virus corona di beberapa daerah. Itu merupakan keputusan yang didukung oleh Suu Kyi dan partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang berkuasa.

Setidaknya ada lebih dari 20 partai lain mendesak penundaan.

Komisi tersebut juga telah membatalkan pemungutan suara di beberapa bagian negara bagian Kachin, negara bagian Kayin, wilayah Bago, negara bagian Mon, negara bagian Rakhine, dan negara bagian Shan, yang semuanya terganggu oleh berbagai tingkat kerusuhan.

Komisi tersebut mengatakan pemungutan suara yang bebas dan adil tidak dapat dijamin di daerah-daerah itu, tetapi pembatalan selektif telah menuai kritik.

Baca juga: Warga Muslim dan Hindu Myanmar Tidak Punya Hak Pilih

 

Kantor Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia PBB mengatakan pihaknya memiliki keprihatinan serius tentang situasi hak asasi manusia di Myanmar jelang pemilu, termasuk pelanggaran hak atas partisipasi politik, terutama untuk kelompok minoritas.

“Meskipun pemilu merupakan tonggak penting dalam transisi demokrasi Myanmar, ruang sipil masih dirusak dengan terus membatasi kebebasan berpendapat, berekspresi dan mengakses informasi, dan penggunaan bahasa yang dapat memicu diskriminasi, permusuhan, dan kekerasan," ungkap pernyataan tersebut.

Baca juga: Tentara Myanmar Buka-bukaan soal Genosida Rohingya: Tembak Semua dan Perkosa

Myanmar memiliki 37 juta pemilih yang memenuhi syarat, termasuk 5 juta pemilih pemula.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com