Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Darurat Tertinggi, Perancis Terjunkan 4.000 Personel Tentara Buntut 2 Serangan dalam Sehari

Kompas.com - 30/10/2020, 06:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NICE, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan, negaranya "diserang" ekstremisme setelah tiga orang dibunuh di sebuah gereja di Nice.

Seorang penyerang bersenjata pisau memenggal kepala seorang wanita dan membunuh dua orang lainnya di sebuah gereja di Kota Nice, Perancis, pada Kamis (29/10/2020), yang dicurigai merupakan serangan teroris.

Dilansir dari The New Daily, sekitar 4.000 personel tentara, yang berpotensi ditingkatkan menjadi 7.000 personel, akan diterjunkan di seluruh Perancis untuk melindungi berbagai tempat seperti sekolah dan gereja.

Pemerintah Perancis juga telah menetapkan status darurat ke level tertinggi.

Polisi mengidentifikasi tersangka pembunuhan bernama Brahim Aouissaoui (21), seorang migran Tunisia yang baru-baru ini memasuki Perancis dari Italia.

Baca juga: Bawa Pisau 30 cm, Pria Afghanistan Ditangkap Saat Naik Trem di Perancis

Serangan tersebut terjadi kurang dari dua pekan setelah insiden pemenggalan terhadap seorang guru di Paris, Samuel Paty.

Paty dibunuh karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada siswanya di dalam kelas.

Dengan komunitas Muslim terbesar di Eropa, Perancis telah mengalami serangkaian serangan dalam beberapa tahun terakhir.

Serangan itu termasuk pengeboman dan penembakan di Paris pada 2015 yang menewaskan 130 orang.

Pada 2016, terjadi lagi serangan di Nice, di mana seorang milisi mengendarai truk dan menabraki kerumunan massa ketika merayakan Hari Bastille. Serangan tersebut menewaskan 86 orang.

Baca juga: Lakukan Protes, Toko di Libya Jadikan Wajah Presiden Perancis untuk Alas Lantai


"Saya mengatakan ini dengan sangat jelas (bahwa) kami tidak akan menyerah pada terorisme. Sekali lagi pagi ini, tiga rekan kami yang jatuh di Nice, dan jelas sekali Perancis sedang diserang,” kata Macron.

Beberapa jam setelah serangan Nice, polisi membunuh pria lain yang mengancam orang dengan pistol di Montfavet, dekat kota Avignon di Perancis selatan.

Serangan pada Kamis tersebut bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad.

Serangan itu juga terjadi di tengah kemarahan Muslim yang meningkat karena Perancis membela penerbitan kartun Nabi Muhammad.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, negaranya bersama dengan Perancis setelah terjadi serangan tersebut.

Baca juga: Sebut Macron Primitif, Mahathir Dukung Boikot Produk-produk Perancis

Halaman:

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com