Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perancis Tegaskan Tidak akan Terpengaruh Intimidasi Turki di Tengah Kasus Kartun Nabi Muhammad

Kompas.com - 29/10/2020, 08:57 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Juru bicara pemerintah Perancis Gabriel Attal mengatakan pada Rabu (28/10/2020), bahwa Perancis akan melanjutkan perjuangannya melawan ekstremisme Islam, meskipun ada kecaman dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Attal juga mengatakan bahwa Perancis juga tidak akan menyerah pada "upaya destabilisasi dan intimidasi yang dilakukan terhadap negaranya.

Perancis "tidak akan pernah melepaskan prinsip-prinsip dan nilai-nilainya," kata Attal setelah pertemuan kabinet, seperti yang dilansir daari AFP pada Rabu (28/10/2020).

Baca juga: Perancis dan Jerman Umumkan Lockdown Kedua Setelah Kasus Covid-19 Meningkat

Perancis mendapatkan dukungan dari Eropa yang menekankan "persatuan Eropa yang kuat" di balik sikapnya terhadap kekerasan Islam, setelah pemenggalan seorang guru Perancis pada 16 Oktober.

Guru sejarah, Samuel Paty, tewas saat berjalan pulang dari sekolahnya di pinggiran kota Paris.
Ia dibunuh oleh seorang anak berusia 18 tahun setelah kampanye media sosial mengkritiknya karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada siswa selama pelajaran tentang kebebasan berbicara.

Baca juga: Kontroversi Kartun Nabi Muhammad di Perancis, Tagar #IStandWithFrance Viral di India

Pembunuhannya memicu luapan amarah di Perancis, yang telah menghadapi gelombang serangan jihadis sejak pembantaian 12 orang pada Januari 2015 di kantor mingguan surat kabar satir, Charlie Hebdo.

Surat kabar tersebut, yang telah menarik kemarahan umat Islam di seluruh dunia setelah menerbitkan kartun yang mengejek Nabi Muhammad, menerbitkan ulang gambar tersebut pada September, untuk menandai pembukaan persidangan bagi tersangka kaki tangan dalam serangan Charlie Hebdo.

Baca juga: Kontroversi Kartun Nabi Muhammad, Iran Tampilkan Presiden Perancis seperti Iblis

Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan pembelaan kuat terhadap tradisi sekuler Perancis setelah pembunuhan Paty, dan berjanji untuk menindak radikalisme Islam, khususnya dengan menutup masjid yang dicurigai mengobarkan ide-ide ekstremis.

Langkah itu mendorong Erdogan untuk menuduh Macron secara tidak adil menargetkan komunitas Muslim Perancis, dan memicu pertengkaran diplomatik terbaru antara dua sekutu NATO dalam beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Pemimpin Muslim di Perancis Minta Umat Islam Abaikan Kartun Nabi Muhammad

Charlie Hebdo semakin menyulut kritik Turki, pada Rabu memuat kartun Erdogan di halaman depan yang menggambarkan dia minum bir di celana dalamnya, sambil mengangkat rok seorang wanita yang mengenakan jilbab untuk memperlihatkan pantat telanjangnya.

"Ooh, nabi!" kata karakter itu dalam balon ucapan, sedangkan judulnya menyatakan "Erdogan: secara pribadi, dia sangat lucu."

Baca juga: Protes Bermunculan, Perancis Desak Warganya di Negara Muslim untuk Berhati-hati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com