HOUSTON, KOMPAS.com - Seorang dokter muda yang tewas akibat Covid-19 dan menyebabkan pendarahan otak pada 19 September 2020 lalu diduga sebagai korban dari pelanggaran protokol keselamatan di tempat dia bekerja.
Selain dikabarkan memakai masker N95 yang sama dalam beberapa pekan dan bahkan beberapa bulan, Adeline Fagan (28) juga termasuk dari para perawat yang dipaksa terus bekerja oleh instansinya.
Melansir The Guardian, Fagan pindah ke Texas pada tahun 2019 setelah menyelesaikan studi kedokteran di Buffalo, New York, AS dan bekerja di rumah sakit HCA Houston Healthcare West.
Baca juga: Berbulan-bulan Tidak Ganti Masker, Dokter Muda Meninggal karena Pendarahan Otak
Fagan merupakan anak kedua dari 4 perempuan bersaudara yang kesemuanya belajar dan bercita-cita mewujudkan karier di dunia medis.
***Written by Brant Fagan, Adeline's dad: September 19, 2020, 4:24 AM Central Time The time the world stopped for a...
Dikirim oleh Maureen Fagan pada Senin, 10 Agustus 2020
Menurut keterangan Maureen Fagan (23) adik bungsu Adeline Fagan kepada The Guardian Rabu (7/10/2020), penyebab pasti bagaimana Fagan bisa terinfeksi virus corona memang masih belum jelas.
Namun, Maureen ingat sepertinya hal itu berkaitan dengan shift kerja pada bulan Juli di Unit Gawat Darurat (UGD) HCA West.
HCA West, tempat Fagan bekerja adalah bagian dari HCA Healthcare, jaringan rumah sakit terbesar di Amerika Serikat.
Baca juga: Setelah Menolak Aturan Pakai Masker, Seorang Pastur di AS Positif Virus Corona
Pada Agustus lalu, serikat perawat nasional (NNU) mengeluhkan "pelanggaran yang disengaja" yang dilakukan rumah sakit HCA terhadap protokol keselamatan tempat kerja.
Instansi itu dilaporkan telah mendorong staf yang terinfeksi sekalipun untuk tetap bekerja di unit tersebut.
Melansir situs web resmi NNU, mereka meminta Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja federal (OSHA) untuk memeriksa dan meninjau semua rumah sakit yang dimiliki dan dioperasikan oleh HCA.
Mereka juga melaporkan adanya 'pelanggaran yang disengaja' yang diperkirakan mampu menyebabkan kematian atau cedera fisik serius.
Baca juga: Menolak Pakai Masker dan Mempertanyakan Covid-19, Pendeta Ini Dirawat di ICU
HCA dilaporkan karena telah gagal memberitahu kepada para pegawainya yang terinfeksi dan bahkan tetap memaksa mereka bekerja meski menunjukkan gejala terinfeksi Covid-19.
Selain itu, di tengah kurangnya APD nasional, Maureen menyadari Fagan memiliki masker N95 yang dipakai terus menerus selama berminggu-minggu dan bahkan berbulan-bulan.
Padahal, menurut keterangan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) AS, penggunaan masker N95 seharusnya maksimum dipakai sebanyak 5 kali.
Pihak HCA West mengatakan bahwa mereka tidak akan mengomentari secara khusus tuduhan Maureen tentang kematian kakaknya, Adeline Fagan.
Baca juga: Pemerintah Perancis: Meski Sedikit Mengganggu Masyarakat Harus Menggunakan Masker
Namun, kepala petugas medis Dr Emily Sedgwick mengatakan bahwa kebijakan rumah sakit tidak memperkenankan petugas mana pun untuk terus-menerus menggunakan kembali masker yang sama.
Adeline Fagan terinfeksi Covid-19 pada awal bulan Juli 2020 dan meninggal dunia pada 19 September 2020 setelah dirawat selama 2 bulan di rumah sakit.
Fagan adalah 1 dari lebih dari 250 staf medis yang tewas di bagian selatan dan barat negara bagian Texas ketika virus corona memuncak selama musim panas menurut laporan Guardian dan Kaiser Health News yang berfokus pada statistik kematian pekerja garis depan Covid-19.
Di Texas, sebanyak 9 petugas medis meninggal di bulan April dan meningkat menjadi 33 orang di bulan Juli setelah Gubernur Greg Abbott terburu-buru membuka kembali negara bagian itu untuk memulihkan perekonomian dan bisnis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.