Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Militer Taiwan Naik Rp 18 Triliun, tetapi Belum Cukup untuk Lawan China

Kompas.com - 07/10/2020, 09:37 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Penambahan belanja pertahanan Taiwan meningkat pesat hingga 1,25 miliar dollar AS (Rp 18 triliun), tetapi dinilai masih kurang tangguh untuk menghadapi ancaman dari China.

Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat senior Amerika Serikat sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (7/10/2020).

Pada Agustus, kabinet Taiwan mengusulkan anggaran senilai 15,24 miliar dollar AS (Rp 224 triliun) untuk kebutuhan militer tahun depan.

Usulan tersebut meningkat dibandingkan anggaran tahun lalu, yakni senilai 13,99 miliar dollar AS (Rp 206 triliun) untuk kebutuhan militer tahun ini.

Usulan tersebut merupakan tanggapan karena China semakin meningkatkan aktivitas militernya di dekat Taiwan.

Baca juga: Taiwan Berharap Trump Cepat Sembuh dan Kembali Pimpin Dunia Lawan China

China menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsinya yang memisahkan diri.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa mungkin suatu hari Beijing akan merebut pulau tersebut dengan paksa.

Asisten menteri pertahanan AS untuk Asia Timur, David Helvey, mengatakan bahwa tindakan militer China adalah ujian bagi kemampuan dan kesiapan Taiwan untuk menanggapi “paksaan”.

Dia mengatakan hak tersebut dalam konferensi industri pertahanan yang diselenggarakan oleh Dewan Bisnis AS-Taiwan secara online.

Dia menambahkan, di samping aksi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China yang berbahaya, PLA memang tidak terkalahkan.

Baca juga: Taiwan Desak China Mundur: Kembali ke Standar Internasional yang Beradab

“Taiwan bisa, melalui investasi yang cerdas, mengirimkan sinyal yang jelas kepada Beijing bahwa rakyat Taiwan dan tentaranya benar-benar berkomitmen mempertahankan Taiwan,” kata Helvey.

Dia mengomentari bahwa peningkatan anggaran belanja militer Taiwan sudah berada pada jalur yang tepat.

“Namun, tidak cukup untuk memastikan bahwa Taiwan dapat memanfaatkan geografi, teknologi canggih, tenaga kerja, dan populasi patriotiknya untuk menyalurkan keunggulan inheren Taiwan yang diperlukan untuk pertahanan yang tangguh,” sambung Helvey.

Dia menambahkan, Taiwan harus terus menyeimbangkan investasi pertahanannya melalui pengembangan dalam negeri dan pembelian dari luar negeri.

Di sisi lain, Taiwan juga harus menghindari investasi yang berlebihan dalam sektor yang tidak mengembalikan return yang baik untuk sumber daya yang terbatas.

Baca juga: Berhasil Usir Jet Tempur China, Presiden Taiwan Sebut Pilotnya Heroik

Dia mengatakan, AS mendorong Taiwan untuk berinvestasi dalam "sejumlah besar kemampuan kecil" yang akan menandakan bahwa "invasi atau serangan tidak akan datang tanpa biaya yang signifikan."

Investasi tersebut seperti rudal jelajah pertahanan pantai sebanyak mungkin dan kemampuan lain untuk membantu mempertahankan daerah pesisir dan pantai, termasuk pertahanan udara jarak pendek, ranjau laut, kapal serang cepat, artileri swagerak, dan aset penginderaan yang canggih.

Helvey juga mengatakan, Taiwan perlu memperkuat pasukan cadangannya dengan pelatihan yang juga diperkuat.

Bulan lalu, seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa AS berencana untuk menjual sebanyak tujuh sistem alat utama sistem pertahanan (alutsista) termasuk ranjau, rudal jelajah, dan drone ke Taiwan.

Baca juga: Jet Tempur China Terus Berseliweran, Taiwan Keluarkan Senjata Perang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com