Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkit Usai Terkapar, Ini Kunci Sukses Italia Tangani Virus Corona...

Kompas.com - 03/10/2020, 09:20 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

ROMA, KOMPAS.com - Dari jendela mobil di depan, terdengar suara tangis anak kecil. Petugas dengan sigap memberinya permen dan menunjukkan gambar berwarna-warni.

Permen sengaja diberikan agar tes usap virus corona untuk anak-anak di Roma, Italia, bisa lancar dilakukan.

Tes usap (swab test) Covid-19 ini dikhususkan bagi anak-anak, mulai bayi hingga berusia enam tahun.

Baca juga: Mantan PM Italia dan Bos AC Milan Silvio Berlusconi Keluar dari Rumah Sakit

Hasilnya diketahui dalam setengah jam saja. Jika negatif, anak-anak ini dibolehkan kembali masuk sekolah.

Tes usap khusus untuk anak adalah langkah terbaru yang ditempuh Italia, negara yang pernah kewalahan menghadapi pandemi virus corona namun sekarang berhasil menekan tingkat infeksi jika dibandingkan negara-negara di Eropa Barat seperti Inggris, Prancis dan Spanyol.

Apa kunci kesuksesan Italia?

Sebagai perbandingan, Inggris mencatat lebih dari 100 kasus per 100.000, sementara Perancis 230 dan Spanyol sekitar 330.

Elisabetta Cortis, dokter anak yang menggagas tes usap untuk anak-anak di Italia, mengatakan bahwa pemerintah belajar banyak dari situasi pada bulan Februari dan Maret.

"Kami sangat menderita karena karantina wilayah, dan itu adalah situasi yang tak mudah bagi anak-anak. Mereka kesepian, tak ada teman, tak boleh bersekolah, tak bisa berolahraga...," kata Cortis.

Baca juga: Kisah Giacomo Casanova, Jago Menggombali Wanita dan Dipenjara Italia

Italia menyediakan tes usap untuk anak-anak dari mulai bayi hingga berusia enam tahun.BBC INDONESIA Italia menyediakan tes usap untuk anak-anak dari mulai bayi hingga berusia enam tahun.
Sebenarnya agak sulit menemukan faktor tunggal yang membuat Italia bisa menekan pandemi dalam beberapa waktu terakhir, sementara di beberapa negara lain di Eropa, angka kasus harian terus meroket.

Jumlah pengetesan sebenarnya tidak sangat tinggi. Inggris bahkan melakukan lebih banyak tes dibandingkan Italia.

Namun tes usap dan tes cepat (rapid test) di Italia memang lebih banyak tersedia, misalnya di bandar udara, stasiun kereta, bahkan di sekolah.

Artinya, ketika akses tes sulit dilakukan di Italia, pemerintah memberi kemudahan bagi warga yang ingin melakukan tes.

Mungkin penjelasan yang bisa dikemukakan adalah gabungan dari beberapa faktor: kemudahan melakukan tes, pelacakan kontak yang efisien, dan karantina wilayah secara nasional yang lebih lama.

Italia juga tak terlalu tergesa-gesa mengakhiri karantina wilayah.

Selain itu, trauma pada masa-masa awal pandemi membuat warga Italia sekarang sangat khawatir akan datangnya gelombang kedua wabah dan ini membuat mereka taat sekali menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: Hendak Berlayar ke Ujung Dunia di Dekat Italia, Penganut Bumi Datar Tersesat dan Diselamatkan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com