Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Pertama Pilpres AS Kacau, Formatnya Akan Diganti

Kompas.com - 01/10/2020, 19:22 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Komisi yang mengawasi debat calon presiden Amerika Serikat (AS) mengatakan, akan mengubah format agar adu argumen antara Donald Trump dan Joe Biden lebih tertib.

Salah satu format barunya adalah memotong suara mikrofon jika para capres hendak menyela pembicaraan lawannya, lapor media AS yang dikutip BBC Kamis (1/10/2020).

Perubahan format itu dilakukan setelah terjadin kekacauan dalam debat pertama pada Selasa (29/9/2020), yang dihiasi penghinaan.

Baca juga: Biden Sebut Insya Allah Saat Tanggapi Masalah Pajak Trump dalam Debat Capres AS Pertama

Intonasi suara dan taktik kedua capres di debat pertama mendapat kritikan dari seantero "Negeri Paman Sam" dan dunia.

Rencana di debat selanjutnya

Dalam debat Selasa kemarin para capres diberi waktu 2 menit untuk menjawab pertanyaan moderator, sebelum diberi kesempatan untuk saling menimpali satu sama lain.

Namun Trump terus-menerus memotong omongan Joe Biden, yang berujung serangkaian pertikaian verbal.

Baca juga: Komentari Debat Capres AS, Biden: Trump Aib Nasional

Komisi Debat Presiden (CPD) - badan nonpartisan yang telah menyelenggarakan debat presiden sejak 1988 - mengatakan akan segera mengumumkan aturan-aturan baru guna membantu moderator "menjaga ketertiban" dalam dua debat selanjutnya.

Mereka berkata, debat pertama "memperjelas bahwa struktur tambahan harus ditambahkan ke format debat yang tersisa untuk memastikan diskusi berjalan lebih tertib".

Mengutip sumber informasi, CBS News melaporkan komisi akan menggunakan 48 jam ke depan guna menyusun pedoman dan aturan baru untuk debat capres kedua pada 15 Oktober di Miami, Florida.

Baca juga: Debat Capres AS Saling Hina, Biden Sebut Trump Badut

Mengontrol mikrofon capres ada dalam urutan teratas, kata CBS, untuk mencegah mereka mengganggu moderator atau lawannya.

Kedua tim sukses juga akan diberitahu tentang aturannya dan tak bisa diganggu gugat, tambah sumber tersebut.

Baca juga: Debat Panas Trump-Biden Bikin Harga Emas Turun, Kok Bisa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com