WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang mantan kapten pasukan khusus Amerika Serikat (AS), Peter Debbins, telah ditangkap atas tuduhan spionase.
Hal itu disampaikan oleh Kementerian Kehakiman AS sebagaimana dilansir dari BBC, Kamis (21/8/2020).
Debbins diduga telah memberikan informasi rahasia kepada badan intelijen militer (GRU) Rusia selama lebih dari 10 tahun.
Melalui siaran pers, Kementerian Kehakiman AS mengatakan dalam sejumlah kunjungan Debbins ke Rusia pada dekade 2000-an, dia melakukan kontak dengan agen GRU.
Agen GRU tersebut diidentifikasi nama sandinya sebagai Ikar Lesnikov.
Baca juga: Dituduh Spionase, Mahasiswa Asal Australia Diancam Eksekusi Regu Tembak oleh Korea Utara
Jika terbukti bersalah, Debbins yang berusia 45 tahun itu akan menghadapi hukuman penjara seumur hidup.
Pria dari Gainesville, Virginia, itu dituduh berkonspirasi dalam memberikan informasi pertahanan nasional AS kepada agen-agen pemerintah asing.
Asisten Jaksa Agung John Demers mengatakan Debbins melanggar sumpahnya sebagai perwira Angkatan Darat AS, mengkhianati pasukan khusus, dan membahayakan keamanan nasional negara.
“Dia mengungkapkan informasi rahasia kepada perwira intelijen Rusia, memberikan rincian unitnya, dan mengidentifikasi anggota tim pasukan khusus untuk intelijen Rusia untuk mencoba merekrut sebagai mata-mata,” sambung Demers.
Dia menambahkan AS menaruh kepercayaan yang tinggi kepada terdakwa dan memanfaatkan kepercayaan itu sebagai senjata melawan AS.
Baca juga: Seorang Mantan Anggota CIA Dituduh Menjadi Mata-mata untuk China
Siaran pers dari Kementerian Kehakiman AS itu menambahkan Ibu Debbins lahir di bekas Uni Soviet.
Sebagian karena alasan itulah dia memiliki minat terhadap Rusia dan bepergian ke sana berkali-kali antara 1994 dan 2010.
Dia menikahi putri seorang perwira militer Rusia yang dia temui di kota Chelyabinsk pada dekade 1990-an.
Kementerian Kehakiman AS menambahkan Debbins sering menyatakan kesetiaannya kepada Moskwa kepada dan menyebut dirinya sebagai "putra Rusia".
"Agen intelijen Rusia diduga mendorongnya untuk bergabung dan mengejar karir di pasukan khusus yang dia lakukan," kata Kementerian Kehakiman AS.
Baca juga: Khawatir jadi Mata-mata China, Taiwan Perketat Warga Hong Kong yang Masuk