PYONGYANG, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa Australia yang ditangkap dan diusir dari Korea Utara karena memata-matai pada tahun lalu diancam dengan eksekusi regu tembak.
Dia bahkan mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump bahkan tidak bisa menyelamatkan dirinya.
Dilansir dari AFP, di antara tindak kriminal yang dituduhkan kepada dirinya, salah satunya adalah tindakan Alek Sigley (30) yang mengunggah foto kendaraan militer tank mainan di Instagram.
Interogatornya mengatakan bahwa Sigley adalah mata-mata (spionase).
Baca juga: Di Tengah Wabah Corona, Korea Utara Masih Lakukan Uji Coba Rudal
Sigley, mahasiswa Sastra Modern Korea di Universitas Kim Il Sung di Pyongyang, pernah dinyatakan hilang pada Juni. Hilangnya Sigley memicu peringatan internasional kepada Korea Utara.
Sigley fasih dalam bahasa Korea. Dia telah menulis banyak artikel untuk beberapa publikasi. Selain itu, Sigley juga mengunggah konten apolitis di media sosial tentang kehidupan sehari-harinya di salah satu negara paling rahasia di dunia.
Dia ditahan di universitasnya dan dibawa ke tempat interogasi menggunakan mobil Mercedes-Benz yang pelat mobilnya ditutup plastik hitam.
Pernah suatu ketika, Sigley yang menulis dalam kolom yang diterbitkan Guardian pada suatu hari Rabu mendapatkan teriakan dari seorang pria Korea Utara.
Baca juga: Korea Utara Tes Peluncur Roket Super Besar, Korsel Mengecam
Pria itu berteriak dengan ekspresi gila dan mata merah yang menonjol, "Dasar bajingan," kata pria itu dalam sumpah serapah.
"Datang ke negara kami dan melakukan semua kejahatan ini. Kamu pikir Trump atau Pompeo akan menyelamatkanmu?" Ujar pria itu. Sigley masih ingat betul kata-kata itu.
Sigley diinterogasi di sebuah ruangan yang benar-benar terputus dari dunia luar tanpa mengetahui waktu karena lampu tetap menyala secara permanen dan tidak ada jam.
"Setiap hari saya menghabiskan waktu untuk menulis pengakuan paksa atas 'kejahatan' saya, yang menjadi semakin aneh setiap harinya," tulis Sigley.
Baca juga: Korea Utara Sebut Ucapan Menlu AS Terkait Sanksi, Konyol
Jika dia membantah tuduhan itu, "mereka mulai meneriaki saya, mengingatkan saya bahwa saya bisa menghadapi eksekusi dengan regu tembak jika saya tidak melakukan 'refleksi' saya dan melakukannya 'dengan tulus'."
Salah satu pelanggarannya, sebuah unggahan di Instagram. Yaitu gambar mainan tank Korea Utara bertuliskan slogan "Mari kita musnahkan imperialis AS, musuh abadi rakyat Korea".
"Itu spionase militer!" kata si interogator.