PYONGYANG, KOMPAS.com - Pakar menyebut mustahil klaim Korea Utara (Korut) yang mengklaim bahwa tidak ada satu pun kasus virus corona yang mereka laporkan.
Dalam pernyataannya, Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong Un menyatakan 30 hari karantina, penutupan perbatasan, dan penghentian dagang dengan China membuat mereka bebas dari virus.
Korut mengklaim, tidak adanya wabah virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu dikarenakan mereka berjuang demi "keselamatan bangsa".
Baca juga: Virus Corona Bunuh 180 Tentara di Korea Utara
Tidak hanya memutus perbatasan dengan China, Pyongyang juga menerapkan aturan ketat bagi diplomat hingga staf internasional.
Mereka menyatakan, terisolasinya mereka dari dunia justru menyelamatkan mereka dari wabah yang telah menjangkiti 204.000 orang di muka Bumi ini.
Namun Jung H Pak, mantan pakar Badan Intelijen AS (CIA) soal Korea Utara tidak memercayai klaim yang dibuat oleh negara komunis itu.
"Sangat mustahil bagi Korut jika mereka tidak mempunyai satu pun kasus virus corona," jelas Pak seperti dikutip Fox News Selasa (17/3/2020).
Pakar yang kini bekerja di Institut Brookings itu berujar, Kim Jong Un berbohong bahwa dia bisa melindungi rakyatnya dari wabah.
Sebabnya selama bertahun-tahun, sanksi ekonomi yang diterima Pyongyang dia sebut menyulut pelanggaran HAM, kejahatan siber, hingga upaya menentang denuklirisasi.
Baca juga: Cegah Penyebaran Corona, Korea Utara Akan Tembak Warga China yang Melanggar Perbatasan
Pendapat yang sama disuarakan Jenderal Robert Abrams, komandan pasukan AS di Korea Selatan. Dia yakin virus itu sudah memasuki Korut.
Kepada awak media Jumat pekan lalu (14/3/2020), Abrams mengatakan dasar keyakinannya adalah tidak adanya aktivitas militer dalam beberapa pekan terakhir.
"Yang saya tahu adalah pasukan mereka berada dalam keadaan lockdown selama 30 hari. Mereka baru-baru ini menggelar latihan," ujar dia.
Kemudian fakta lain yang memperkuat dugaan Abrams adalah pesawat tempur yang dipunyai negara tetangga Korea Selatan tersebut tidak terbang selama 24 hari.
Belum lagi laporan yang dibuat oleh Daily NK. Mengutip sumber internal militer, media itu memberitakan 180 orang tentara Korea Utara.
Baca juga: Rusia Sumbang Alat Tes Corona ke Korea Utara hingga Pecahan Uni Soviet
Dalam laporan yang dibuat korps medis Korut, terdapat 180 tentara yang meninggal sepanjang Januari dan Februari dengan gejala yang mirip virus corona.