Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunuh 2 Anggota Taliban yang Tewaskan Orangtuanya, Gadis Ini Dianggap Pahlawan

Kompas.com - 22/07/2020, 10:13 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Seorang gadis remaja Afghanistan meluapkan keberaniannya menembak mati 2 anggota Taliban setelah orang-orang militan itu membunuh kedua orangtuanya di hadapannya.

Tindakannya itu mendapat apresiasi publik di media sosial dan bahkan diundang oleh Presiden Ashraf Ghani ke Istana.

Peristiwa tragis itu terjadi pekan lalu ketika puluhan anggota militan menyerbu desa Geriveh yang berlokasi di Provinsi Ghor, Afghanistan tengah.

Gadis itu, Qamar Gul (berusia antara 14-16 tahun) sedang berada di rumah bersama kedua orangtuanya dan adik laki-lakinya yang berusia sekitar 12 tahun ketika pasukan militan mengetuk pintu mereka pukul 1 siang waktu setempat.

Juru bicara gubernur, Mohamed Aref Aber mengatakan bahwa saat itu Ibu Gul menolak para anggota Taliban itu masuk dan kemudian ditembak mati oleh mereka.

Baca juga: Orangtuanya Diseret dan Dibunuh, Gadis Cilik Tembak Mati 2 Anggota Taliban

Pasukan Taliban kemudian membunuh ayah Gul yang rupanya seorang kepala desa dan memiliki pandangan politik yang berpihak pada pemerintah Afghanistan.

Melansir Washington Examiner, Gul yang marah melihat peristiwa itu dengan spontan mengambil senjata AK-47 milik ayahnya dan menembak para pasukan Taliban.

Meskipun para anggota Taliban lain turun ke kediaman itu, para pejuang pro-pemerintah Afghanistan mampu memukul mundur mereka dan mengamankan Gul beserta adik laki-lakinya.

"Mereka (Gul dan adiknya) mengalami syok dalam 2 hari pertama pasca kejadian dan tidak banyak bicara, namun kini sudah dalam kondisi baik," ujar Aber sebagaimana dilansir The Guardian.

Baca juga: Jelang Perundingan Damai dengan Afghanistan, Taliban Rombak Tim Negosiator

Menurut Aber, Gul dan adiknya mengatakan, "Ini adalah hak kami, karena kami tidak bisa hidup tanpa orangtua kami."

Aber menjelaskan bahwa Gul dan adik laki-lakinya tidak punya banyak kerabat selain saudara tiri yang tinggal di desa yang sama.

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani bahkan mengundang anak-anak itu ke istana presiden untuk menghormati keberanian mereka.

Ada pun Gubernur Mohammad Rafiq Alam memuji kekuatan mereka dalam menghadapi kesulitan seperti yang tengah mereka alami.

Baca juga: Taliban Serang Kantor Pemerintahan, 10 Orang Tewas

Rafiq Alam mengatakan, "Ketika saya melihat mereka malam itu, mereka tampak syok namun merasa terhormat."

Pemerintah Afghanistan yang dipimpin Ghani telah berjibaku dengan pembicaraan damai yang alot dengan kelompok militan Taliban.

Kelompok teroris itu terus menyerang pasukan pemerintah dan pendukungnya, meskipun sudah ada perjanjian damai yang ditandatangani dengan Amerika Serikat (AS) pada Februari silam.

Para pejabat pembuat kebijakan UU baik di AS maupun luar negeri telah menyatakan keprihatinan mereka bahwa Taliban mungkin akan mengambil alih kendali negara itu ketika AS sepenuhnya menarik pasukan militer dari wilayah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com