Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-Teki Suksesi PM Singapura Setelah Kemenangan Hampa Partai Berkuasa

Kompas.com - 20/07/2020, 18:24 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.comSuksesi kekuasaan Singapura yang dikenal selalu berjalan dengan rapi mendadak diliputi ketidakpastian setelah kemenangan hampa partai berkuasa, Partai Aksi Rakyat (PAP) pada pemilu 10 Juli lalu.

Perolehan suara nasional PAP yang telah memimpin Singapura sejak kemerdekaan secara mengejutkan jatuh 8,63 persen menjadi tinggal 61,23 persen.

Partai berlambang petir itu juga kehilangan satu dapil grup (GRC) di Sengkang yang menjadikan perolehan 83 dari 93 kursi parlemen yang diraih sebagai hasil terburuk dalam sejarah.

Baca juga: Walau Kembali Menang Telak Pemilu Singapura, PAP Raih Hasil Terburuk dalam Sejarah

Oposisi Partai Pekerja (WP) menguat dengan 10 kursi, jumlah kursi tertinggi yang pernah dimenangkan blok oposisi.

Kemenangan tipis 53,39 persen di dapil grup East Coast yang diraih Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Heng Swee Keat memunculkan pertanyaan apakah dia akan tetap menjadi pilihan untuk menggantikan Perdana Menteri Lee Hsien Loong.

Pada pidato kemenangannya, Lee menyampaikan dia dan kolega senior pemerintahan akan tetap memimpin Singapura terutama untuk menghadapi wabah Covid-19 dan dampak ekonomi sosial yang ditimbulkan.

PM berusia 68 tahun itu juga memberi sinyal hanya akan menyerahkan kekuasaan ketika Singapura benar-benar sudah pulih total dan berada dalam kondisi yang stabil.

Apakah Lee mendadak meragukan Heng dan koleganya yang sering disebut sebagai generasi keempat atau 4G yang akan memimpin Singapura ke depannya?

Baca juga: Jalan Lintas Perbatasan Malaysia-Singapura Diperkirakan Dibuka Awal Agustus

Skenario Suksesi Singapura

Kepada Kompas.com Senin (20/7/2020), dosen senior Ilmu Politik National University of Singapore (NUS) Associate Professor Bilveer Singh menyampaikan, hasil yang diraih PAP bukan berarti rakyat Singapura tak percaya lagi dengan partai yang identik dengan warna putih itu.

“Sejauh ini tidak ada alternatif lain selain PAP. Namun terlihat jelas ada sentimen yang kuat dari rakyat Singapura bahwa harus ada check and balance terhadap pemerintahan PAP.” tutur Singh.

Profesor yang juga mempunyai spesialisasi di kebijakan keamanan Indonesia itu menguraikan sejumlah skenario suksesi.

Skenario pertama yang sudah diisyaratkan dengan jelas oleh PM Lee adalah dia akan menunda rencana pensiunnya.

Baca juga: Pasien Covid-19 dan Warga Karantina Dilarang Ikut Pemilu Singapura

Lee yang awalnya berencana mengundurkan diri sebelum menyentuh umur 70 tahun, yaitu pada 2022, telah menyampaikan pada kampanye daring akan menundanya karena wabah Covid-19 yang masih melanda.

Tentunya pernyataan pada pidato kemenangannya semakin mempertegas bahwa dia mungkin saja akan terus memimpin hingga 5 tahun ke depan.

Singh melanjutkan skenario kedua adalah penyerahan kekuasaan seperti yang telah direncanakan akan tetap berlangsung antara Lee dan Heng sebelum pemilu berikutnya pada 2025.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com