SINGAPURA, KOMPAS.com – Partai Aksi Rakyat (PAP) melanjutkan kembali kekuasaan tidak terputus di Singapura sejak kemerdekaan dengan meraih kemenangan telak pada pemilu yang digelar di tengah pandemi Covid-19, Jumat (10/07/2020).
Partai berkuasa pimpinan Perdana Menteri Lee Hsien Loong itu memenangkan 83 dari total 93 kursi parlemen dengan raihan suara nasional atau popular vote 61,24 persen.
Namun kemenangan ke-13 beruntun ini justru adalah hasil terburuk yang diraih partai berlambang petir itu.
Secara perolehan kursi, ini adalah jumlah terendah dalam sejarah yaitu hanya 89,25 persen kursi parlemen.
Sedangkan angka suara nasional anjlok 8,26 persen dari pemilu 2015 di mana PAP didukung hampir 70 persen warga negeri “Singa”.
Baca juga: Begini Cara Singapura Gelar Pemilu di Tengah Pandemi Covid-19
Partai oposisi Partai Pekerja (WP) meraih hasil gemilang dengan menambah jumlah kursi di parlemen dari 6 menjadi 10 kursi.
Angka dua digit ini adalah jumlah kursi tertinggi dalam sejarah oposisi Singapura yang selama ini dikenal sangat lemah dan terpecah-belah.
Partai berlambang palu itu berhasil mempertahankan dua dapil petahana yaitu dapil grup Aljunied dengan kuota 5 anggota parlemen dan dapil tunggal Hougang.
Namun hasil yang paling krusial adalah keberhasilan Partai pimpinan Pritam Singh itu memenangkan dapil grup Sengkang yang memiliki kuota 4 anggota parlemen.
Memenangkan dapil grup bukanlah perkara mudah bagi oposisi. Aljunied hanya dimenangkan Partai Pekerja pada pemilu 2011, yaitu 23 tahun sejak dapil grup diterapkan.
Kekalahan ini adalah yang kedua kalinya bagi PAP di dapil grup, pukulan psikologis politik telak.
Ditambah lagi dapil ini dipimpin oleh Menteri di Kantor Perdana Menteri yang juga Sekretaris-Jenderal Organisasi Nasional Buruh Singapura (NTUC) Ng Chee Meng.
Tidak ketinggalan Chee Meng adalah mantan Panglima Angkatan Bersenjata Singapura dengan segudang dekorasi militer yang diterimanya.
Penambahan kursi mempertegas status Partai Pekerja sebagai oposisi utama di Singapura dan kesuksesan tema kampanye mereka menekankan pentingnya semakin banyak parlementarian oposisi untuk mengontrol kebijakan-kebijakan PAP.
Faktor kemenangan lain partai berusia 62 tahun itu adalah kemunculan sosok rising star Jamus Lim, yang bertanding di Sengkang.