Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Tewas, George Floyd Sempat Berkata "Aku Bukan Orang Jahat"

Kompas.com - 16/07/2020, 22:20 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

MINNEAPOLIS, KOMPAS.com - Beberapa menit sebelum dia tewas, George Floyd yang panik dan ketakutan sempat mengtakan "aku bukan orang jahat" kepada polisi.

Terkuaknya fakta itu terjadi setelah rekaman body camera dua pelaku, Thomas Lane dan J Alexander Kueng, dirilis dalam persidangan.

"Aku bukan orang jahat. Saya terkena Covid-19 bung. Saya tidak ingin duduk di sana," ujar George Floyd saat hendak dimasukkan ke mobil polisi.

Baca juga: Guru Ancam Murid Dihukum ala George Floyd, Kepala Sekolah Langsung Dipecat

Seorang pengguna jalan yang kebetulan melintas kemudian meminta Floyd untuk berhenti melawan, di mana si pelintas menuturkan dia tidak akan menang.

"Aku tidak ingin menang," tutur Floyd, dalam kejadian di Minneapolis pada 25 Mei, seperti diberitakan Sky News Kamis (16/7/2020).

Beberapa menit kemudian, dengan Floyd yang sudah ditindih di aspal, kamera kemudian merekam bagaimana dia berkata "aku tak bisa bernapas".

Rekaman itu merupakan bagian dari barang bukti setelah total empat polisi dijerat atas dakwaan membunuh George Floyd pada 25 Maret.

Keempat polisi tersebut adalah Derek Chauvin, Lane, Kueng, dan Tou Thao. Mereka kemudian dipecat jadi polisi sehari setelah rekamannya menyebar.

Chauvin menjadi pelaku utama karena menindih leher Floyd menggunakan lutut selama hampir delapan menit. Dia dijerat salah satunya pembunuhan tingkat dua.

Sementara Lane, Kueng, dan Tou didakwa membantu dan bersekongkol dengan Derek Chauvin untuk membunuh Floyd. Mereka berempat terancam 40 tahun penjara jika bersalah.

Baca juga: Sebelum Tewas, George Floyd Sempat Diminta Berhenti Berteriak oleh Derek Chauvin

Jurnalis maupun komunitas publik diizinkan untuk melihat rekaman tersebut pada Rabu (15/7/2020), di mana Hakim Peter Cahill melarang publikasinya.

Floyd dibekuk di depan toko kelontong di Minneapolis, di mana penjaga toko melaporkan dia karena diduga menggunakan uang palsu.

Ketika Floyd tidak juga menunjukkan tangannya, Lane kemudian mengeluarkan pistolnya, di mana Floyd mengaku dia sudah pernah ditembak sebelumnya.

Segera saja tangan Floyd diborgol, dan dalam kegelisahannya, dia kemudian mengaku menderita klaustrofobia dan memohon agar dia tak ditempatkan di kursi belakang.

Pergumulan terjadi karena Floyd menolak dimasukkan ke mobil. Akhirnya dia dihempaskan ke tanah, dengan lehernya ditindih oleh Chauvin.

Baca juga: Bukti Baru Ungkap Kata Terakhir George Floyd Sebelum Tewas

"Saya rasa dia pingsan. Kalian baik-baik saja, bukan?" tanya seorang polisi. "Yah, sejauh ini baik," timpal yang lainnya.

Lane kemudian bertanya apakah Floyd seharusnya dipindah ke sisi lainnya dan kemudian mengatakan dia mungkin terkena kondisi yang membuatnya mengigau.

Orang-orang yang kemudian melihat insiden itu bahkan sempat meminta mereka mengecek apakah George Floyd masih bernapas atau ada denyut nadi.

Pembunuhan George Floyd kemudian memunculkan gelombang protes tak hanya di AS, namun juga di seluruh dunia di mana sebagian berujung dengan kericuhan.

Baca juga: Salah Satu Pembunuh George Floyd Mengaku Tidak Bersalah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com