Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragis, Ibu Hamil 7 Bulan Terus Diperkosa, Kabur ke Luar Negeri dan Jadi Tunawisma

Kompas.com - 22/06/2020, 20:29 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

LONDON, KOMPAS.com - Seorang ibu yang sedang hamil 7 bulan memutuskan kabur dari negara asalnya karena terus diperkosa.

Sarah (nama samaran) menghadapi pilihan sulit. Tetap tinggal di negara asalnya, Namibia, dan terus diperkosa dan disiksa, atau lari dan meninggalkan putrinya yang berusia 10 tahun.

Perempuan berusia 29 tahun itu akhirnya memutuskan untuk melarikan diri. Begitu dia aman, dia akan membawa putrinya.

Baca juga: Tikam dan Bunuh 3 Orang di Taman Inggris, Ini Identitas Pelakunya

Sarah, yang sedang hamil 7 bulan tiba di Bandara Heathrow dengan pasangannya pagi hari pada 12 Desember 2018.

Tetapi upaya mendapat suaka tidak berjalan mulus dan malah berakhir dengan kesalahpahaman, yang membuat pasangan tersebut kehilangan tempat tinggal.

Sarah dengan kata-katanya sendiri menceritakan pengalamannya, yang dikutip dari BBC Indonesia.

"Kami diberi waktu dua jam untuk mengosongkan kamar"

Sarah dengan boneka tradisional Herero.DOK. SARAH via BBC INDONESIA Sarah dengan boneka tradisional Herero.
Ketika kami tiba di Bandara Heathrow, kami meminta suaka. Semua orang sangat membantu, peduli, dan mendukung.

Kami difasilitasi di sebuah hotel di Croydon tempat kami menetap dengan baik. Rasanya sangat aman dan segala sesuatu mulai dari makanan hingga perlengkapan mandi disediakan untuk kami.

Tetapi suatu hari, setelah sekitar dua minggu kemudian, manajer hotel datang ke kamar kami dan mengatakan ia telah menerima surat dari Departemen Dalam Negeri yang menyatakan bahwa kami memiliki "lebih dari cukup" uang untuk membayar biaya menginap kami, dan karenanya harus pergi.

Saya tidak tahu bagaimana itu bisa terjadi. Kami memiliki 600 poundsterling (Rp 10.4 juta) ketika kami tiba, tetapi pada saat itu telah menghabiskan sebagian besar uang kami untuk makanan, pakaian - karena saat itu sangat dingin - dan ponsel baru.

Kami mencoba menjelaskan itu kepadanya, tetapi tidak berhasil. Permohonan suaka kami ditolak.

Baca juga: Rusak Terus, Kapal Induk Inggris Seharga Rp 17,5 Triliun Nganggur 4 Tahun

Sarah dan pasangannya mencari bantuan ke Lunar House sesaat setelah permohonan suakanya ditolak.PA MEDIA via BBC INDONESIA Sarah dan pasangannya mencari bantuan ke Lunar House sesaat setelah permohonan suakanya ditolak.
Dia memberi kami waktu dua jam untuk mengosongkan kamar dan mengatakan dia akan mengantar kami ke Lunar House - markas besar Visa dan Imigrasi Inggris.

Saat itu hampir Natal, jadi dia tidak yakin apakah ada orang yang bisa membantu kami, tetapi dia hanya bisa mengantar kami ke sana.

Seluruh dunia saya hancur. Kami tidak punya tempat untuk dituju.

"Kami tidur di bawah jembatan dan di stasiun '

Sarah saat memakai pakaian tradisional Namibia.DOK. SARAH via BBC INDONESIA Sarah saat memakai pakaian tradisional Namibia.
Lunar House tutup. Kami duduk di sebuah bangku di luar gedung dengan rasa tak percaya. Kami berada di sana selama berjam-jam, tidak tahu harus berbuat apa. Kami terpukul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com