Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dampak bagi Hong Kong jika Hak Istimewanya Dicabut AS

Kompas.com - 30/05/2020, 14:39 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

HONG KONG, KOMPAS.com - Washington pekan ini mengumumkan bahwa Hong Kong bukan lagi daerah otonom China, sehingga mereka akan mencabut hak istimewanya.

Pencabutan hak istimewa Hong Kong oleh Amerika Serikat (AS) ini dapat berpengaruh banyak ke keuangan bekas wilayah jajahan Inggris itu.

Trump pada Jumat (29/5/2020) telah bersumpah untuk mencabut hak istimewa Hong Kong dalam sektor perdagangan dan perjalanan, sekaligus menyebut UU Keamanan Nasional yang diterapkan China sebagai "tragedi" bagi Hong Kong.

Akan tetapi, Trump belum merinci lebih lanjut bagaimana pencabutan hak istimewa Hong Kong ini akan dilakukan.

Baca juga: Trump Akan Cabut Hak Istimewa Hong Kong dan Jatuhkan Sanksi

Apa maksud status istimewa Hong Kong di China?

Saat Inggris mengembalikan Hong Kong ke China pada 1997, disepakati aturan "Satu Negara Dua Sistem" yang memungkinkan kota itu memiliki kebebasan dan otonomi tertentu selama 50 tahun.

Kebebasan-kebebasan itu termasuk ekonomi pasar bebas, peradilan yang independen, kebebasan berbicara, dan otonomi legislatif.

Sebagai dampaknya, banyak negara termasuk AS mengeluarkan UU yang memungkinkan mereka memperlakukan Hong Kong sebagai entitas perdagangan terpisah dari China.

Pengaturan itu membuat Hong Kong dapat berkembang menjadi pusat keuangan dunia, setara dengan London dan New York.

Baca juga: AS dan Sekutunya Kecam Penerapan UU Keamanan China di Hong Kong

Perjalanan bebas visa yang resiprokal, mata uang dollar, pertukaran saham terbesar keempat di dunia, serta hukum, pajak, dan perlindungan hukum yang ramah bisnis menyelimuti roda perdagangan Hong Kong.

Tanpa status istimewa dari China ini, Washington berencana mencabut hak istimewa mereka dengan Hong Kong.

Robert Spalding pakar AS-China di Hudson Institute mengatakan, kebijakan ini akan berisiko ke "semua akses keuangan yang dimiliki China ke pasar bebas."

"Setelah itu hilang, saham, obligasi, transaksi keuangan, semuanya terancam cepat hilang," ujarnya kepada Bloomberg.

Baca juga: Sah! Undang Undang Keamanan Baru untuk Hong Kong Diresmikan Parlemen China

Apa yang terjadi selanjutnya?

Dilansir dari AFP, Sabtu (30/5/2020), Trump jelas mengindikasikan bahwa dia berencana menindaklanjuti keputusan ini dengan beberapa langkah konkret.

Pada Jumat (29/5/2020), ia menginstruksikan para pejabat "untuk memulai proses pencabutan kebijakan yang memberi perlakuan khusus kepada Hong Kong."

"Ini akan memengaruhi berbagai perjanjian, mulai dari perjanjian ekstradisi kami hingga kontrol ekspor kami pada teknologi dan banyak lagi, dengan sedikit pengecualian," tambah Spalding.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com