Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Model Rambut Virus Corona Ini Jadi Tren di Kenya

Kompas.com - 12/05/2020, 17:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

NAIROBI, KOMPAS.com - Di tengah merebaknya virus corona, daerah kumuh Kenya menjadi pemberitaan karena model rambut yang terinspirasi dari wabah sedang tren di sana.

Dengan ekonomi yang tengah kolaps, pemilik salon harus pintar-pintar mencari peluang agar dapur rumah mereka tetap mengepul.

Di tengah pandemi virus corona yang tengah menjangkiti dunia, sejumlah penata gaya terinspirasi menjadikan penyakit itu sebagai model rambut.

Baca juga: Kisah Janda Kenya Memasak Batu untuk 8 Anaknya yang Kelaparan

Dilansir Oddity Central Senin (11/5/2020), mereka mencoba gaya itu berdasarkan bentuk virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu jika dilihat dari miskroskop.

Namun, yang membuat gaya itu menjadi tren di Kibera, daerah kumuh terbesar Kenya, adalah harga yang ditawarkan, yakni kurang dari 1 dollar AS, atau Rp 14.901.

Jelas, harga itu begitu masuk akal bagi para pelanggan yang tidak punya cukup dana untuk bergaya di tengah merebaknya penyakit ini.

"Model rambut ini begitu terjangkau bagi orang seperti saya, yang tak mampu membayar mahal namun anak kami harus tetap bergaya," kata seorang ibu kepada Reuters.

Untuk menciptakan tampilan spiky (bentuk runcing), si penata pertama akan membagi rambut pelanggan mereka menjadi sejumlah bagian.

Kemudian, rambut pelanggan akan dipuntir dan dibungkus dengan benang hitam daripada kepang rambut sintetis, yang membuat harganya jauh lebih murah.

Hasilnya adalah bentuk rambut yang "menantang gravitasi". Mirip dengan virus yang "membuka" sel tubuh manusia dan mulai bereplikasi.

Baca juga: Beri Bantuan Covid-19 bagi Warga, Gubernur di Kenya Masukkan Miras

Potongan rambut lain di Kibera berharga hingga 5 dollar AS (Rp 74.450). Sementara gaya "Covid-19" hanya 0,5 dollar AS, atau Rp 7.500.

Menurut penata gaya Sharon Refa, pihaknya mempunyai maksud lain dari terciptanya gaya rambut tersebut, terlepas agar tetap menerima pemasukan.

Dia menuturkan, banyak orang dewasa di tempatnya yang tidak percaya jika wabah yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China, itu nyata.

Namun, berbeda dengan kalangan dewasa, anak-anak cenderung lebih teredukasi dengan mencuci tangan dan mengenakan masker ketika mereka berada di luar.

"Banyak orang dewasa tak melakukan hidup bersih. Karena itu, kami muncul dengan ide membentuk model rambut corona," papar Refa.

Dia mengatakan, melalui model rambut virus corona, mereka ingin mengingatkan akan betapa berbahayanya wabah tersebut ke semua orang.

Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Kenya Tangguhkan Semua Penerbangan ke China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com