Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal Putrinya Diejek Belum Nikah, Ibu Ini Pukuli Tetangganya di Tempat Umum

Kompas.com - 05/05/2020, 03:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Daily Mail

CHANGSHA, KOMPAS.com - Seorang ibu yang kesal karena anak perempuannya terus diejek belum menikah, memukuli dan membanting tetangganya di tempat umum.

Peristiwa ini terjadi di Changsha, China, pada 24 April. Seorang ibu yang tidak disebut namanya menyerang tetangganya akibat mengejek putrinya belum menikah di usia 30-an tahun.

Ibu dan anak perempuan itu hanya diketahui dengan nama keluarga Dai. Bersama tetangganya, Nyonya dan Nona Dai bersama tetangganya sudah diamankan polisi dan menjalani proses penyelidikan.

Baca juga: Menikah 73 Tahun, Pasangan Lansia Meninggal Bersama karena Covid-19

Konflik ini berawal dari Tuan Dai yang berdebat sengit dengan tetangganya, diketahui dengan nama keluarga Yang, setelah memainkan mahjong.

Dilansir dari Daily Mail Kamis (30/4/2020), ketegangan memuncak setelah Nyonya dan Nona Dai ikut berdebat dan akhirnya berujung pertikaian dengan keluarga Yang.

"Aku berkata, kamu berusia lebih dari 30 tahun dan belum menikah karena kamu sangat agresif dan jahat. Hanya itu yang aku katakan," tutur Nyonya Yang kepada wartawan.

Baca juga: Kisah Asmara Binaragawan dan Boneka Seks, Hendak Menikah tapi Tertunda

Rekaman CCTV menunjukkan Nyonya Dai memukul kepala Nyonya Yang sebelum ia membanting tetangganya itu ke lantai.

Polisi setempat langsung dipanggil ke tempat kejadian dan menahan Nyonya dan Nona Dai serta Nyonya Yang.

Nyonya Dai mengatakan dia tidak memukul tetangganya. "Saya coba membangunkannya tetapi tidak bisa, jadi saya melepasnya," katanya kepada stasiun TV lokal.

Baca juga: Bersepeda 1.000 Km untuk Menikah, Pria Ini Ditangkap dan Dikarantina

Nyonya dan Nona Dai didesak mengakui serangan mereka, setelah polisi menunjukkan rekaman CCTV.

Namun kedua pihak gagal mencapai kesepakatan untuk menyelesaikan konflik, dan polisi masih menangani kasus ini.

Berita ini muncul seiring banyaknya perempuan China berusia akhir 20-an dan 30-an yang menderita diskriminasi dan penilaian negatif karena belum menikah.

Baca juga: Langgar Aturan Lockdown, Pasangan Baru Menikah Ini Digelandang ke Kantor Polisi

Daily Mail memberitakan, istilah "wanita sisa" atau juga dikenal sebagai "sheng nv", muncul di China setelah pemerintah Komunis memerintahkan All-China Women's Federation menggunakan istilah yang merendahkan di beberapa artikel, menyinggung tentang peningkatan jumlah wanita lajang berpendidikan dan profesional di usia 27-30 tahun. Mereka dianggap "tidak diinginkan".

“Gadis-gadis cantik tidak butuh banyak pendidikan untuk menikah dengan keluarga kaya dan berkuasa."

"Tetapi para gadis dengan penampilan rata-rata atau jelek akan sulit," tulis satu artikel berjudul "Perempuan Tersisa Tidak Pantas Mendapat Simpati Kami" pada 2013.

Baca juga: Enggan Tunda Pernikahan karena Wabah Corona, Pasangan Ini Menikah di Kantor Polisi

Istilah yang merendahkan itu memancing kemarahan besar di antara jutaan perempuan muda China yang berpendidikan dan ambisius.

Mereka mengklaim dirinya tidak dihargai dan mengeluhkan rendahnya kualitas pelamar.

Pada 2016, sebuah video klip dari produk skincare SK-II viral setelah sekelompok wanita yang belum menikah mengungkapkan tekanan untuk menemukan suami di China.

Sejumlah wanita lajang mengatakan mereka dianggap "wanita sisa" oleh orangtua jika mereka belum menikah di usia 25 tahun dan dituduh "pilih-pilih" serta "semaunya".

Baca juga: Tetap Menikah di Tengah Virus Corona, Pasangan di Palestina Ini Pakai Masker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com