Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnalis Wuhan Ini Muncul Lagi Setelah 2 Bulan Hilang dan Dikejar Polisi

Kompas.com - 23/04/2020, 19:07 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

WUHAN, KOMPAS.com - Seorang jurnalis China yang dikejar polisi kemudian ditahan di Wuhan, muncul lagi setelah hilang hampir 2 bulan. Ia lalu menceritakan kesaksiannya.

Li Zehua menyiarkan pengejaran dan penahanannya oleh polisi pada 26 Februari, dan tidak pernah terlihat di depan umum sejak itu.

Pada Rabu (22/4/2020) ia mengunggah sebuah video yang mengatakan telah menghabiskan 2 minggu "karantina" di Wuhan, dilanjutkan dengan lebih banyak karantina di kota asalnya.

Ia diberitahu bahwa karantina diperlukan karena berkunjung ke "daerah sensitif".

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Kondisi Kim Jong Un Kritis Setelah Operasi | Sakit karena Covid-19, Dokter di Wuhan Menghitam

Siapakah Li Zehua?

Dilansir dari BBC, Li Zehua adalah jurnalis lepas yang pergi ke Wuhan pada Februari, setelah jurnalis lain Chen Qiushi hilang. Dalam video pertamanya di Wuhan ia menjelaskan alasan utamanya ke sana.

"Sebelum saya memasuki Wuhan, seorang teman yang bekerja di media besar China memberi tahu saya... semua berita buruk tentang epidemi telah dikumpulkan pemerintah pusat."

"Media lokal hanya dapat melaporkan kabar baik tentang pemulihan pasien dan sebagainya. Tentu saja, masih tidak pasti apakah itu benar karena ini hanya apa yang saya dengan dari teman-teman saya."

Baca juga: Sakit karena Covid-19, Dokter di Wuhan Dapati Kulit Mereka Menghitam

Kisah-kisahnya termasuk dugaan menutup-nutupi infeksi dan krematorium yang sibuk. Video ini ditonton jutaan kali di platform China, YouTube, dan Twitter.

Apa yang terjadi pada 26 Februari?

Dalam video baru itu Li Zehua yang diperkirakan berusia 25 tahun mengatakan, ia sedang mengemudi di Wuhan ketika orang-orang di mobil lain menyuruhnya berhenti.

Bukannya berhenti, ia justru mempercepat karena "bingung" dan "takut". Ia dikejar lalu berkendara sejauh 30 km, dengan sebagian perjalanan diunggah ke YouTube dengan judul "SOS".

Dia lalu tiba di penginapan dan mulai livestreaming sebelum "beberapa" orang berseragam polisi atau petugas keamanan mengetuk pintu di dekatnya.

Baca juga: WHO Paparkan Bukti Covid-19 Bukan Berasal dari Lab di Wuhan

Zehua mematikan lampu dan duduk diam, sementara para petugas mengetuk pintu lain dan akhirnya sampai di pintunya. Ia mengabaikan ketukan itu tetapi 3 jam kemudian mereka mengetuknya lagi.

Ia membuka pintu dan dibawa ke kantor polisi, tempat dia memindai sidik jari dan diambil sampel darahnya sebelum dibawa ke "ruang interogasi".

Zehua diberitahu bahwa dirinya "dicurigai menggangu ketertiban umum", tetapi juga diberitahu bahwa tidak akan ada hukuman.

Baca juga: Laboratorium Wuhan Membantah Tudingan Penyebar Pertama Virus Corona

Akan tetapi karena dia telah ke "daerah epidemi sensitif", dia perlu dikarantina.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com